Blog Ilmiah Digital Dosen

Menu
  • Home
  • NgoPi
  • Kasih
  • Informasi
  • Download
    • Hadist
    • Tafsir
    • e-book
  • Kampus
  • Etc

Senin, 01 April 2024

Ibadah Puasa Melindungi Koruptor

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar

 “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’’ (QS. 2:183)

Penyakit kronis yang telah berakar di masyarakat Indonesia yang menggerogoti kesehatan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah korupsi. Korupsi ini kejahatan yang mudah dijumpai di tengah masyarakat Indonesia mulai dari posisi yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Sulitnya mencari tempat di Indonesia yang bebas korupsi sama sulitnya dengan mencari tempat yang bebas dari debu.

Praktik korupsi yang terbaru yaitu korupsi tataniaga komoditas timah yang diperkirakan menyebabkan kerugian negara sebesar 271 trilyun rupiah. Mengalahkan korupsi BLBI dengan kerugian negara sebesar 138,44 trilyun rupiah, korupsi penyerobotan lahan negara untuk kelapa sawit dengan kerugian negara sebesar 104,1 trilyun rupiah, korupsi pengelolaan kondensat ilegal di kilang minyak di Tuban dengan kerugian negara sebesar 35 trilyun, korupsi pengelolaan dana pensiun di PT Asabri dengan kerugian negara sebesar 22,78 trilyun, dan korupsi PT Jiwasraya dengan kerugian negara sebesar 16,8 trilyun.

Kerugian keuangan negara yang disebabkan kejahatan korupsi ini sangat fantastis besarnya serta dampak yang ditimbulkannya juga sangat dahsyat daya hancurnya terhadap kesejahteraan masyarakat. Kejahatan yang sangat extraordinary melebihi kejahatan lainnya walaupun disikapi biasa saja oleh masyarakat mungkin karena biasa mendengar dan menyaksikannya atau malah biasa melakukannya. Sehingga pencegahan dan pemberantasannya pun seharusnya lebih extraordinary lagi. Jika ingin negeri ini bebas korupsi maka pemberantasan korupsinya tidak boleh basa-basi dan setengah hati. Supaya negeri ini bebas korupsi maka negeri ini mesti dipimpin oleh orang yang bersih, jujur, cerdas, dan berani.

Di dalam syariat Islam sejatinya tersedia hukuman yang bisa membuat koruptor dan yang berniat korupsi jera. Yaitu hukuman mati atau minimal hukuman potong tangan. Selain itu secara bersamaan menerapkan hukum pendekatan pendidikan moral Islam seperti shalat dan ibadah puasa. Kalau saja para pelaku korupsi ini beragama Islam, tapi sayangnya koruptor kelas paus itu kebanyakan bukan beragama Islam dan bukan keturunan Arab, bisa bebas dari jeratan praktik korupsi serta akan selamat dunia dan akhirat kalau mau menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar sesuai tuntutan Rasulullah.

Ibadah puasa itu mendidik jiwa manusia dengan cara melatih mengendalikan hawa nafsunya, sehingga saat hawa nafsu dapat dikendalikan maka jiwanya menjadi qana'ah, zuhud dan wara. Jadi yang dimaksud dengan ibadah puasa melindungi koruptor ini artinya melindungi jiwa koruptor dari sifat rakus sebagai penyebab terjadinya tindak korupsi dengan menghiasi jiwa dengan sifat qana'ah, zuhud dan wara. Obat penawar dari sifat rakus itu sifat qana'ah, zuhud dan wara. Dimana sifat qana'ah, zuhud dan wara ini ditanamkan dalam jiwa melalui ibadah puasa.

Orang yang menjalankan ibadah puasa sedang dilatih bersikap qana'ah, zuhud dan wara. Ketika berpuasa orang merasa cukup dengan makan sebanyak dua kali sehari padahal pada saat tidak puasa makannya minimal tiga kali sehari. Atau saat berbuka berpuasa menyiapkan banyak menu untuk disantap tetapi karena daya tampung perut terbatas akhirnya menu yang tersedia tidak semuanya dimakan disesuaikan dengan daya tampung perut. Di sinilah sifat qana'ah sedang ditanamkan dalam jiwa orang yang sedang berpuasa.

Bukan hanya sifat qana'ah saja yang sedang ditanamkan dalam jiwa orang yang sedang berpuasa, tetapi juga sifat zuhud dan wara. Orang yang berpuasa karena mentaati perintah Allah untuk tidak makan dan minum serta berhubungan suami istri sejak azan subuh sampai azan maghrib, maka makan dan minum serta berhubungan suami istri saat sedang berpuasa ditinggalkan sekalipun makanan, minuman dan pasangan hidupnya itu sesuatu yang halal baginya.

Jadi walaupun sesuatu itu halal tetapi jika tidak memberikan manfaat di akhirat apalagi mendatangkan mudarat di akhirat akan ditinggalkan. Ini makna zuhud dan wara yang paling baik. Orang yang berpuasa juga meninggalkan sesuatu yang pada bulan lain boleh dilakukan dimana hal itu dilakukan karena mengharapkan meraih ridho Allah sekalipun untuk itu harus mengorbankan kesenangan jiwa.

Takut terhadap segala sesuatu yang membuat menderita di dunia dan akhirat ini salah satu nilai dari takwa. Takwa inilah yang menjadi tujuan utama dari ibadah puasa lihat QS. 2:183. Oleh karena itu orang yang bertakwa akan qana'ah, zuhud dan wara. Ketika orang menjadikan kenikmatan akhirat sebagai tujuan utama hidupnya maka untuk mendapatkan kenikmatan akhirat itu tidak ragu mengorbankan kenikmatan dunia. Sebaliknya jika takwa itu tidak ada dalam jiwa, maka kenikmatan dunia sebagai tujuan utama hidupnya dimana untuk meraihnya tidak ragu mengorbankan kenikmatan akhirat dengan melanggar perintah dan larangan Allah.

Orang yang jiwanya dihiasi sifat qana'ah, zuhud dan wara, akan menjauhi dan meninggalkan semua perbuatan yang dapat membuat hidupnya di akhirat celaka. Jangankan melakukan korupsi uang trilyunan rupiah, korupsi waktu berpuasa semenit saja tidak berani dilakukannya. Lihat saja orang yang berpuasa padahal bisa saja bahkan sangat mudah untuk mengkorupsi atau mengurangi waktu berpuasa dengan mempercepat waktu berbuka puasanya. Tetapi itu tidak dilakukan walaupun hanya semenit mempercepat waktu berbuka puasanya.

Sangat jelas bahwa ibadah puasa bisa melindungi orang dari praktik korupsi. Maka ibadah puasa yang dijalankan dengan baik dan benar sesuai tuntutan Rasulullah dapat melindungi orang dari melakukan praktik korupsi. Dengan begitu jika para koruptor melakukan ibadah puasa dengan baik dan benar sesuai tuntutan Rasulullah maka ibadah puasanya dapat melindungi mereka dari melakukan korupsi.

Kenapa ibadah puasa dapat mencegah berbuat korupsi sekalipun hanya korupsi waktu semenit. Jawabannya karena ibadah puasa itu untuk Allah. Ibadah puasa untuk Allah ini bisa diartikan bahwa Allah akan membalas sesuai dengan kehendak-Nya sehingga orang bersemangat menjalankan puasa sekalipun berat menjalankannya dengan meninggalkan semua perbuatan yang membatalkan dan mengurangi nilai ibadah puasa termasuk mengurangi atau mengkorupsi waktu berpuasa sekalipun hanya semenit dengan harapan mendapatkan pahala dengan jumlah yang tidak terbatas sesuai yang dikehendaki Allah.

Ibadah puasa untuk Allah bisa diartikan bahwa ibadah puasa itu hanya Allah yang mengetahuinya sehingga orang yang melakukan ibadah puasa benar-benar karena Allah, berbeda dengan ibadah  lain yang saat mengerjakannya diketahui orang lain sehingga niatnya bisa karena selain Allah. Karena niatnya mencari ridho dan pahala Allah maka saat menjalankan ibadah puasa sekalipun tidak diketahui orang lain akan menghindari semua perbuatan yang bisa membatalkan dan mengurangi nilai ibadah puasanya yang menyebabkan tidak meraih ridho dan pahala Allah. Nilai dan semangat ibadah puasa yang seperti ini sesuai dengan bunyi hadits:

 “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari Muslim)

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

RAMADHAN : BULAN AL-QUR'AN ( Menyimak Apresiatif dan Aplikatif Para Ulama dalam Tradisi Membaca Qur'an).

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024NgoPi Tidak ada komentar


 RAMADHAN : BULAN AL-QUR'AN  ( Menyimak Apresiatif dan Aplikatif Para Ulama dalam Tradisi Membaca Qur'an).
                      
Allah, Jibril, al-Qur'an, Muhammad dan bulan Ramadhan adalah eksis pada dimensi masing-masing. Allah Maha Suci, Jibril  hamba suci, al-Qur'an kitab suci, Muhammad Nabi dan Rasul suci dan Ramadhan adalah bulan suci. Singkatnya mereka adalah kombinasi persekutuan "suci", yang karakter dan tabiat masing-masingnya adalah " mencintai kesucian". Kendati spesial, Dia  : سبحان الله عما يشركون.

Supaya " kesucian itu", tetap terjaga dan terbangun utuh, sejatinya dilanggengkan dalam satu hentakan ruang dan waktu. Itulah dia, bulan suci Ramdhan hendaknya dihidupkan dengan alunan kalam-Nya, sehingga Ramdhan spesial menjadi " Bulan al-Qur'an".

Di bawah ini, ditampilkan kontruksi apresiatif sekaligus aplikatif terhadap tradisi membaca Al-Qur'an di bulan suci Ramadhan dari para pesohor hamba Allah yang Shalihin ( baca : ulama)-di antarnya- :

كان الإمام مالك رحمه االله إذا دخل رمضان نفر من قراءة الحديث ومجالسة أهل العلم، وأقبل على تلاوة القرآن من المصحف.    .                                       
                                       
"Adalah Imam Malik,-semoga Allah merahmatinya-, andai tiba bulan suci Ramadhan, dia menghentikan aktivitas membaca (studi ) hadits dan kegiatan majlis taklimnya. Selanjutnya ia fokus membaca Al-Qur'an, langsung dari  mushafnya ( tidak melalui  hp ).
                                                                          
. كـان سـفيان الثـوري إذا دخـل رمضـان تـرك جميـع العبـادة وأقبـل علـى قـراءة القـرآن.  .                 
               
"Adalah Sufyan al-Tsauri, jika tiba bulan suci Ramadhan, ia menghentikan semua aktivitas ibadah ( sunat), selanjutnya ia fokus membaca Al-Qur'an".
                        

كأن الزهرة إذا دخل رمضان قال فإنما هو تلاوة القرآن واطعام الطعام.                                                      
 
Adalah Al-Zuhri ketika bulan Ramadhan tiba, ia berkata, " Ramadhan adalah bulan membaca Al-Qur'an dan memberi makanan ( sembako) ".

فقد اشتهر في كتب التراجم وغيرها عن الإمام الشافعي رحمه الله تعالى أنه كان يختم القرآن في رمضان ستين ختمة .                   .                                      ..     

"Dalam buku biografi dan yang lainnya, masyhur diungkapkan dari pengakuan Iman al-Syafi'i, bahwa ia mengkhatamkan Al-Qur'an selama bulan Ramadhan, sebanyak 60 kali khataman".

                                  *

Apa yang dituturkan di atas, semoga menjadi Inspiratif, motivatif, sekaligus aplikatif serta eksekutif pada tataran riil di lapangan.

"اللهم ارحمنا بالقرآن واجعله لنا  إماما ونورا وهدى.      ورحمة، اللهم ذكرنا  منه ما نسينا  وعلمنا  منه ما جهلنا  وارزقنا  تلاوته آناء الليل وأطراف النهار واجعله لنا حجة يا رب العالمين".                                                      

Wallahu A'lam bi al-Shawab !

 

By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 88-91.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 88-91.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَاَ مَّاۤ اِنْ كَا نَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ 
"Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah),"

فَرَوْحٌ وَّ رَيْحَا نٌ ۙ وَّجَنَّتُ نَعِيْمٍ
"maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan."

وَاَ مَّاۤ اِنْ كَا نَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِ 
"Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,"

فَسَلٰمٌ لَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِ 
"maka, "Salam bagimu (wahai) dari golongan kanan!" (sambut malaikat)."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Jika orang yang mati itu termasuk yang di dekatkan kepada Allah saat berada di akhirat di dalam surga-Nya karena dia beriman kepada keesaan-Nya serta Rasul-Nya dan melakukan kebaikan serta meninggalkan keburukan.

2. Maka di akhirat dia hidup dalam keadaan tentram dan bahagia terhindar dari segala keburukan dan dianugerahi rezeki yang baik dan berlimpah serta ditempatkan di dalam surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan.

3. Dan jika orang yang mati itu termasuk golongan kanan yang datang ke hadapan Allah di akhirat dengan membawa buku catatan amal baik.

4. Maka golongan kanan itu mendapat sambutan yang baik dan hangat dari para malaikat sambil berkata kepadanya, salam keselamatan dan kesejahteraan disampaikan kepadamu dari golongan kanan lainnya. Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

LAILATU AL-QADR ( Malam Pertaruhan Untuk Memburu Amnesti Spesial Tahunan dari Allah)

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024NgoPi Tidak ada komentar


 LAILATU AL-QADR ( Malam Pertaruhan Untuk Memburu Amnesti Spesial Tahunan dari Allah)

Lailatu al-Qadr, adalah sematan khusus yang dialamatkan kepada malam tertentu karena ia memiliki nilai yang unggul dan istimewa di mata Allah. Ketika kehadirannya, berkait dan tersebab karena turunnya Al-Qur'an, maka pas disebut " Lailatu al-Qadr dalam konteks Nuzulu al-Qur'an" dan ketika berkait dan tersebab karena kehadiran bulan suci Ramadhan, maka juga pas disebut " Lailatu al-Qadr dalam konteks bulan suci Ramadhan".

Dari keduanya, ada titik sama dan juga ada titik bedanya. Titik samanya, keduanya adalah malam istimewa sebagai anugerah dari Allah. Sementara titik beda ( spesifikasi masing-masing) adalah sebagai berikut  : (1) dari alokasi konsentrasi. Lailatu al-Qadr dalam konteks Nuzulu al-Qur'an, adalah spesial untuk intern Rasul saw. Sementara dalam konteks bulan suci Ramadhan, bersifat universal, tidak hanya untuk beliau saw., tapi juga untuk umatnya; (2) dari dimensi waktu. Lailatu al-Qadr dalam konteks Nuzulu al-Qur'an,  hanya berlaku dalam putaran pertama ( satu kali) sepanjang sejarah hidup Rasul saw. Sementara dalam konteks bulan suci Ramadhan, ia berlangsung setiap bulan suci ramadhan, hingga hari kiamat dan (3) dari timingnya. Lailatu al-Qadr dalam konteks Nuzulu al-Qur'an, waktunya telah ditentukan yakni tanggal 17 Ramadhan. Sementara dalam konteks bulan suci Ramadhan, timingnya disamarkan. Yang dibocorkan hanya indikasinya, yakni biasanya hadir di sepuluh hari terakhir di antara malam-malam ganjil, yaitu : 21, 23, 25, 27 dan 29, ( Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah-radiyallahu 'Anha-).

Lailatu al-Qadr dalam konteks Nuzulu al-Qur'an, keberlakuannya sudah tamat ( hanya sebatas untuk dikenang dan diperingati). Sedang dalam konteks bulan suci Ramadhan ( seperti yang tengah kita jalani), keberlakuannya masih berlangsung. Maka, apa yang mesti kita lakukan untuk menyambut kehadiran malam istimewa tersebut-Lailatu al-Qadr-?. Sudah pasti, kita dianjurkan oleh Rasul saw. supaya meningkatkan semangat beribadah terutama sambil melakukan " I'tikaf" di masjid.

Apa ada bacaan khusus yang dianjurkan Rasul saw. ? Ada. Sebagaimana kita ketahui, bahwa beliau saw. menganjurkan kepada 'Aisyah-radiyallahu 'Anha- ketika menjelang ( bertepatan) dengan " Lailatu al-Qadr", agar memperbanyak bacaan (do'a) berikut :

اللهم انك عفو تحب العفو فاعف.      

Ya, Allah , Engkau Maha Pengampun dan juga senang memberi ampunan. Untuk itu, maka ampunilah aku "

                             *
Juntrung redaksi sebuah do'a, biasanya berkait erat dengan latar situasi yang mengkonstruksinya. Misal paling mudah, ketika mendengar bacaan ( do'a ) , "Allahumma Baarik Lanaa Fiimaa Razaqtanaa Waqinaa 'Adzaba al-Naar", kita bisa memastikan, bahwa do'a tersebut berkait erat dengan" makan" ( atau do'a sebelum makan). Nah, apa kaitan do'a di atas ( اللهم انك عفو تحب العفو فاعف), dengan peristiwa Lailatu al-Qadr?

Tiga penggalan kata penguntit yang menjadi basis penopang untuk mencetuskan puncak pengharapan seorang hamba kepada Allah, yakni :  (1) Engkau Maha Pengampun, ( 2) Engkau senang memberi ampunan dan (3) Ampunilah aku, bisa dimaknai, bahwa dia  seolah berada di ujung bibir situasi pertaruhan yang sangat getir . Hingga mendesak kepada Allah, agar Dia segera memberi ampunan kepadanya. Andai tidak, celakalah pasti yang harus dia terima. Dan sebaliknya jika diberi ampunan, maka beruntunglah dia pasti.

Memang, inti dan hakikat menjalankan ibadah puasa, terkonsentrasi pada dua  nuktah harapan, yakni disamping supaya menjadi sosok Muttaqin, juga supaya mendapat ampunan ( terbebas dari dosa). Rasul saw. bersabda, " من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه : "Siapa yang menjalankan ibadah puasa dengan dasar iman dan semata karena Allah, maka segala dosa masa lalunya, diampuni, (Hadits Riwayat al-Bukhari dan Muslim, dari Abi Hurairah-Radiyallahu 'Anh).

Dus, makna dan hakikat "Lailatu al-Qadr" (dalam konteks bulan suci Ramadhan seperti yang kita tengah jalani sekarang ini), bisa jadi ia adalah  "Malam Pertaruhan Untuk Memburu Amnesti Spesial Tahunan dari Allah.

وإنها الليلة التي يُفرق فيها كل أمر حكيم.      

Pada malam Lailatu al-Qadr tersebut,  Allah akan memutuskan segala kebijakan-Nya, yakni (antara lain) memberi amnesti (ampunan) spesial tahunan kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki. Kalau sudah diampuni, maka sucilah hatinya. Dan kalau sudah suci, dia pasti istiqamah ( komitmen) mengikuti aturan Allah. Dan bersamaan dengan itu, "Malaikat pun akan turun menyertai dirinya " . Simak firman Allah berikut ini :

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami adalah  Allah" kemudian mereka istiqamah (meneguhkan pendirian) mereka, maka "malaikat akan turun kepada mereka" dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan Jannah ( sorga ) yang telah dijanjikan Allah kepadamu (Fussilat: 30).

Dengan mengutip pendapat Rasyid Ridha dari gurunya Muhammad Abduh, Quraisy Shihab mengatakan, "...Kalau pendapat ini diterima maka akan semakin jelas arti turunnya Malaikat, yakni seseorang yang mendapatkan Lailatu al-Qadr akan semakin kuat dorongan dalam jiwanya untuk melakukan kebajikan-kebajikan pada sisa hidupnya sehingga ia merasakan kedamaian abadi". ( Tafsir al-Mishbah, serial juz Amma : 430

Di situ barang kali letak hakikat, bahwa seseorang dinyatakan mendapat berkah "Lailatu al-Qadr". Sampai di sini, menjadi terbantahkan pendapat sementara pihak yang mengatakan, bahwa "Lailatu al-Qadr" adalah malam bertuah, sarat fenomena serta kaya dengan keajaiban. Itu hanya sebuah mitologi belaka. 

Wallahu A'lam bi al-Shawab !

 

By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 85-87.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 85-87.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلٰـكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ
"dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat,"

فَلَوْلَاۤ اِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِيْنِيْنَ 
"maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah),"

تَرْجِعُوْنَهَاۤ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
"kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Sesungguhnya Kami lebih dekat kepada orang yang sedang mengalami sakaratul maut dari pada kamu sehingga Kami menyaksikan secara jelas dan nyata saat nyawa sedang dicabut oleh malaikat maut, akan tetapi kamu tidak melihat Kami dan juga ruh yang melayang terbang meninggalkan tubuhnya menuju alam akhirat.

2. Mengapa kamu tidak menahan ruh yang meninggalkan tubuh saat malaikat mencabutnya saat kamu menyaksikan orang terdekatmu sedang mengalami sakaratul maut jika memang benar keyakinan kamu bahwa kamu tidak dikusai Allah sehingga kamu mendustakan adanya hari kebangkitan dan pembalasan saat kamu dikembalikan kepada-Nya di akhirat.

3. Atau saat roh orang terdekatmu itu melayang pergi meninggalkan tubuh mengapa kamu tidak mengembalikannya ke dalam tubuhnya jika kamu termasuk orang yang berpandangan dan berkeyakinan benar.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

ngabuburit

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024NgoPi Tidak ada komentar


                                            .                 
MAKNA LAILATU AL-QADR DALAM KONTEKS NUZULU AL-QUR'AN ( Sebuah Inagurasi Rabbani Untuk Muhammad saw. )
                 
Eksis pada dimensi "al-A'radhu al-Basyariyyah", menggiring risiko konsekuensi natural, bahwa Muhammad saw. kali ini mesti lazim seperti manusia pada umumnya, beliau larut dalam kegalauan yang cukup serius, sekaligus pula misterius. Pasalnya, hata Khadijatu al-Kubra istri tercintanya sendiri, terhijab kabut keheranan, ada apa sesungguhnya yang tengah membuncah suasana batin beliau?

Namun, pada akhirnya tabir misteri tersebut terkuak juga. Ternyata, beliau saw. merasa "tidak diapresiatif" oleh Yang di Atas Sana. Apa pasal? Di usianya yang sudah mapan (40 tahun), plus diperparah ulah patalogi sosial masyarakat yang semakin menggila, tapi kenapa Allah belum jua menurunkan "Wahyu" kepadanya sebagai peneguh jiwa dan legislasi kekuatan dalam menjalankan  operasi dakwahnya?

Untuk membunuh kegalauan tersebut, beliau berangkat menuju Goa Hira dengan maksud untuk melakukan "Tahannuts" (kontemplasi) di sana. Goa yang angker serta menyeramkan itu, disulap olehnya seakan Surga yang bisa mendamaikan suasana "ewuh pakewuh" batinnya. Skala prioritas yang terbangun di sana,  tidak lain hanyalah full dan total untuk beraktivitas ruhani : berdoa, bermunajat serta bertakarub kepada Allah.

Singkat narasi, tiba-tiba diluar konsentrasi kemampuan nalar serta kesadarannya, Jibril-'Alaihis Salam-dalam rupa orisinilnya datang menghampiri beliau seraya berkata,  "Bacalah". Betapa tidak, dalam kepungan suasana psikologis yang labil : panik, kaget dan tegang, beliau tidak bisa merespon dengan normal, kecuali berkata : "ما أنا بقارئ" ( "Sama sekali aku tidak bisa membaca" ).

Peristiwan yang sangat fenomenal, monumental dan spektakuler tersebut, diabadikan oleh Allah dalam al-Qur'an dengan sebutan "Lailatu al-Qadar", ( al-Qadar : 1). Andai diilustrasikan, ia lazimnya "Inagurasi Rabbani", yakni malam  pengangkatan dan sekaligus pengukuhan beliau saw. oleh Allah sebagai "Utusan-Nya" ( Rasulullah), setelah dinyatakan lulus dalam sidang terbuka dengan "Ultra Disertasi Ilahiyyah", berjudul "Iqra'' ( studi kasus pembacaan 5 ayat surat al-'Alaq, wahyu pertama) yang dilangsungkan di "Special Room" ( Goa Hira), tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah- 610 M-. (Muhammad al-Khudhari Beik, "Nur al-Yaqin Fi Sirati Sayyid al-Mursalin"), dibawah Penguji Utama, Maha Guru Besar-Jibril-'Alaihis Salam-yang khusus dihadirkan oleh-Nya dari langit sana.

Sebagai wujud ekspresi kegembiraan atas pengangkatan serta pengukuhan beliau saw. tersebut, rombongan Malaikat ( yang turut hadir menyaksikan) dalam  jumlah yang amat sangat banyak ( hingga tidak terhitung) , bergantian menyampaikan "Ucapan Selamat" kepada beliau saw.

Mesti dicatat, bahwa peristiwa "Lailatu al-Qadr dalam konteks Nuzulu al-Qur'an" di atas, ( paling tidak ), memiliki empat sisi spesifikasi : (1) dari sisi peruntukannya adalah  spesial untuk intern beliau-bukan untuk konsumsi publik-umatnya-, (2) dari sisi tenggat waktunya, hanya terjadi satu putaran ( satu kali) sepanjang sejarah hidup beliau. Adapun wahyu ( ayat lain ) yang turun kemudian kepadanya, berlangsung secara natural dan konvensional-tanpa ada prosesi terlebih dahulu-, (3) dari sisi dimensi kemuliaan, spesifikasi serta kharismatika nilai luhurnya , karena terbangun oleh adanya peristiwa turun al-Qur'an ( lebih khusus 5 ayat surat al-'Alaq) dan (4) tMalaikat Jibril-'Alaihis Salam-beserta malaikat yang lainnya turun dari langit dalam bentuk fisik.

                                    *
Wahyu pertama ( 5 ayat surat al-'Alaq), sebagai khitah ( tonggak awal) untuk membangun kesadaran manusia dari semula hanya sekedar gumpalan darah (من علق ), menuju "insan kamil" yang beriman, berakhlak, beradab, berbudaya serta bermartabat; dengan sulutan dian semangat akademis : senang membaca, rajin menulis dan melakukan penelitian untuk mengungkap fakta dan data misteri ilmiah ( علم الانسان ما لم يعلم).

Dengan semangat "Lailatu al-Qadr dalam konteks Nuzulu al-Qur'an", mari pastikan ayunan langkah kita ke depan lebih progres dan prospektif.

Wallahu A'lam bi al-Shawab !

 

By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 82-84.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 82-84.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَتَجْعَلُوْنَ رِزْقَكُمْ اَنَّكُمْ تُكَذِّبُوْنَ
"Dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan(-Nya)."

فَلَوْلَاۤ اِذَا بَلَغَتِ الْحُـلْقُوْمَ 
"Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan,"

وَاَ نْتُمْ حِيْنَئِذٍ تَـنْظُرُوْنَ 
"dan kamu ketika itu melihat,"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Padahal Alquran ini merupakan rezeki yang sangat besar dari Allah yang diberikan kepadamu yang semestinya kamu terima dan kamu imani dengan mengamalkan seluruh isinya sebagai bentuk rasa syukur kepada-Nya agar kamu mendapatkan keberuntungan yang besar baik di dunia maupun di akhirat, akan tetapi justri kamu mendustakan wujud dan wahyu-Nya sehingga mengingkari semua kebenaran berita tentang perkara-perkara ghaib seperti tentang keesaan dan sifat Allah dan tentang kehidupan akhirat serta hukum dan peraturan yang dikandungnya yang menyebabkan kamu akan menerima akibar buruk di dunia dan di akhirat.

2. Maka mengapa kamu tidak mampu berbuat apa-apa untuk menghentikan nyawa yang akan dicabut malaikat maut dari tubuhnya saat nyawa telah sampai pada kerongkongan.

3. Padahal pada saat orang terdekatmu itu sedang mengalami sakaratul maut kamu menyaksikannya tetapi kamu hanya mampu menyaksikannya tanpa melakukan usaha apa pun untuk mencegah keluarnya nyawa dari tubuhnya saat malaikat maut sedang mencabut nyawanya.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 78-81.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 78-81.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فِيْ كِتٰبٍ مَّكْنُوْنٍ 
"dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz),"

لَّا يَمَسُّهٗۤ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ 
"tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan."

تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Diturunkan dari Tuhan seluruh alam."

اَفَبِهٰذَا الْحَـدِيْثِ اَنْتُمْ مُّدْهِنُوْنَ 
"Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Qur'an)?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Alquran ini Kitab Suci yang terpelihara di dalam Lauh Mahfudz yang sangat terjaga sehingga tidak dapat didekati oleh siapa pun kecuali yang diizinkan Allah dapat mendekatinya yakni para malaikat.

2. Sehingga tidak ada satu makhluk pun yang dapat menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan yakni malaikat Jibril yang ditugasi untuk menurunkan Alquran dari Lauh Mahfudz kepada Nabi Muhammad pada setiap wahyu diturunkan kepadanya menurut kehendak Allah.

3. Wahyu Alquran diturunkan dari sisi Tuhan yang menciptakan serta memelihara alam semesta secara berangsur-angsur sesuai dengan keadaan dan kebutuhan Nabi Muhammad serta kaum mukmin menurut kehendak-Nya agar mudah dihapal dan pahami serta diamalkan.

4. Apakah kamu meremehkan serta meragukan kebenaran Alquran sebagai wahyu dari sisi Allah sehingga keterangan, berita serta hukum dan aturan hidup yang terkandung di dalamnya kamu dustakan dan kamu abaikan dan lebih memilih pandangan-pandangan serta hukum buatan manusia yang sesuai dengan dorongan hawa nafsunya yang diturunkan secara turun-temurun dari nenek moyangmu.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 75-77.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 75-77.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَلَاۤ اُقْسِمُ بِمَوٰقِعِ النُّجُوْمِ ۙ ‏
"Lalu Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang."

وَاِ نَّهٗ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُوْنَ عَظِيْمٌ 
"Dan sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui,"

اِنَّهٗ لَـقُرْاٰ نٌ كَرِيْمٌ 
"dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia,"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Aku bersumpah dengan tempat muncul dan terbenamnya bintang-bntang di angkasa yang beredar pada manzilah-manzilah yang telah ditetapkan.

2. Sesungguhnya sumpah Allah dengan makhluk ciptaan-Nya yang besar itu benar-benar sumpah yang besar karena sumpah itu berasal dari Yang Maha Besar dan sesuatu yang disebutkan dalam sumpah adalah makhluk-Nya yang besar dan perkara yang dimaksudkan dalam sumpah atau yang disumpahkan juga perkara yang besar.

3. Sesungguhnya Alquran yang Aku turunkan kepada Nabi Muhammad adalah sesuatu yang sangat besar dan sangat mulia karena di dalamnya terdapat keterangan tentang kebenaran serta aturan dan hukum bagi manusia yang jika dijalankan akan menghadirkan keselamatan dan kedamaian baik di dunia maupun di akhirat yang berasal dari sisi Allah bukan perkataan malaikat apalagi setan dan bukan pula perkataan penyiihir apalagi orang gila.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 71-74.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 71-74.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَفَرَءَيْتُمُ النَّا رَ الَّتِيْ تُوْرُوْنَ 
"Maka pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan (dengan kayu)?"

ءَاَنْتُمْ اَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَاۤ اَمْ نَحْنُ الْمُنْشِئُـوْنَ
"Kamukah yang menumbuhkan kayu itu ataukah Kami yang menumbuhkan?"

نَحْنُ جَعَلْنٰهَا تَذْكِرَةً وَّمَتَا عًا لِّلْمُقْوِيْنَ 
"Kami menjadikannya (api itu) untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir."

فَسَبِّحْ بِا سْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ
"Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Maka pernahkah kamu perhatikan dan renungkan saat kamu menyalakan api dengan alat berupa ranting pohon kering sehingga percikan api keluar dari gesekan ranting pohon kering tersebut?

2. Maka apakah pohon yang menghasilkan ranting yang kering itu kamu yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya?

3. Kami percikkan api itu dari ranting pohon yang kering yang digosok-gosokkan satu dengan yang lain sebagai peringatan akan keberadaan api neraka yang panas dan kobarannya sangat dahsyat yang siap membakar apa pun yang ada di dalamnya dan sebagai sesuatu yang sangat berguna bagi musafir yang berada di dalam perjalanan yang jauh baik untuk api unggun penghangat tubuh dari dinginnya malam atau untuk memasak makanan atau untuk mengusir binatang buas.

4. Maka bertasbihlah dengan mensucikan serta mengagungkan nama Tuhanmu Yang Maha Besar dari segala sifat yang tidak patut bagi-Nya yang dapat merendahkan zat Yang Maha Tinggi yang telah mewujudkan seluruh makhluk baik yang ada di langit maupun di bumi, baik besar maupun yang kecil, baik yang tampak maupun yang ghaib.Wallaahu A'lam

 

By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

FILSAFAT MA'RUFISME ( Kiat Mencari Nilai Tambah Pahala di Bulan Puasa)

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024NgoPi Tidak ada komentar


 FILSAFAT MA'RUFISME ( Kiat Mencari Nilai Tambah Pahala di Bulan Puasa)
                  
Titik jarak beda paling ekstrim antara eksistensi manusia dengan makhluk lain, terletak pada dimensi potensi akal pikirnya. Untuk itu, mengalir kepadanya aneka variasi julukan . Dipotret dari daya kritisnya, dia dijuluki "hewan berpikir", dibidik dari watak kebersamaannya, dia disebut " makhluk sosial", dilacak dari dinamika kreativitasnya, dia disebut "makhluk berbudaya" dan seterusnya.

Dari akumulasi julukan di atas, selanjutnya mengejawantah pada ekspresi pola tindak value-nya. Maka lahirlah terminologi "Humanisme" dan ''Humanistik". "Humanisme", adalah sebutan spesifik yang menempatkan posisi manusia pada zona kemanusiaan yang sebenarnya. Sementara "Humanistik" adalah suatu teori dalam aliran psikologi yang menganggap manusia sebagai makhluk unik yang "mencari makna".

Tegas dan jelasnya, manusia adalah makhluk yang diberi kebebasan oleh Allah untuk mencari "makna" sebagai basis "kebenaran" dan  sekaligus pula sebagai cermin dari fitrah kemanusiaannya.

Berkait dengan kontruksi narasi di atas, Rasul saw. menyampaikan satu pernyataan di depan para sahabat, yang sempat direkam oleh memori sahabat Jabir -radiyallahu 'anh-dan dicatat oleh al-Bukhari dalam bukunya "al-Jaami'u al-Shahih" , yang berbunyi : "Kullu Ma'ruufin Shadaqatun" ( Setiap kebaikan itu, adalah sedekah).

"Ma'ruf", adalah "sesuatu" yang keberadaannya sudah dikenal. Yakni sebuah value yang versi tilikan fitriyah ( akal pikiran) pasti baik dan benar, sesuai dengan fakta dan realita. Dan tentunya, secara natural ia terakselerasi pada tataran riil operasionalisasi perikehidupan keseharian. Yang dengan karenanya, ia berlangsung tertib, prosedural, aman serta nyaman. Andai manusia tidak memiliki ma'ruf, maka dipastikan menjadi kacau.

Secara spesifik, batasan ma'ruf, tidak dirinci juntrungnya. Yang jelas secara universal, kita dituntut untuk berbuat baik dalam segala momen, apapun teknik, bentuk serta wujudnya, terserah. Akal pikiranlah yang nanti akan bertindak sebagai Asesornya.

Setiap ekspresi tindakan ma'ruf, dinilai sebagai "sedekah". Yakni sebuah kebenaran yang dengannya pihak lain yang menerimanya merasa senang dan bahkan disenangkan. Perhatikan hadis Rasul saw. berikut ini, dari Abi Dza-radiyallahu 'anh-, ( yang artinya), " Sekali-sekali Anda jangan pernah merendahkan kebaikan sekecil apapun ia, walau hanya sekilas senyuman yang manis". Seulas senyuman ikhlas, dijamin indah dan di hati pasti membekas.

Ternyata, merogoh pahala, tidak hanya dari kantong ritual wajib semata yang prosedural ( seperti shalat, zakat, puasa dan yang lainnya ), melainkan dari non prosedural yang paling gampang dan praktis  ( seperti sampel seulas senyuman ikhlas di atas ). Silakan refleksikan dengan sampel berikutnya, stoknya masih menumpuk di gudang hati Anda !

Terlebih di bulan suci Ramadhan ini yang menjadi area pasar bebas untuk menjajakan "aneka amal kebaikan" dengan jaminan pasti, adalah pahala yang menggiurkan. Jangan terjebak pada sedekah materi semata yang kadang sulit dan prosedural. Sekali lagi , spesial pada bulan suci Ramadhan ini, pilihan sikap dan aktualisasi ma'ruf harus dijadikan anutan paradigmatis. Untuk itu, mari realitaskan filsafat "Ma'rufisme", sebagi ikhtiar mencari nilai tambah pahala. Adapun teknisnya ( sekali lagi), bebas terserah Anda !

Wallahu A'lam bi al-Shawab!

 

By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 68-70.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 68-70.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَفَرَءَيْتُمُ الْمَآءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَ 
"Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?"

ءَاَنْـتُمْ اَنْزَلْـتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ
"Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?"

لَوْ نَشَآءُ جَعَلْنٰهُ اُجَا جًا فَلَوْلَا تَشْكُرُوْنَ
"Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Maka pernahkah kamu perhatikan dan renungkan dari mana air tawar yang kamu pergunakan untuk keperluan minummu dan kebutuhanmu yang lain?

2. Apakah kamu yang telah menurunkannya dari awan dengan cara mengadakan dan menaikkan unsur-unsur pembentuk air hujan yang sebagian besar dari proses penguapan air laut ke atas awan hingga sampai datang waktu turunnya hujan ke bumi ataukah Kami yang telah mengadakan dan menaikkan unsur-unsur penyusun air hujan serta yang telah menurunkannya ke bumi?

3. Seandainya Kami menghendaki maka Kami jadikan air hujan itu berasa asin seperti air laut yang menjadikannya tidak dapat kamu minum serta tidak dapat dipergunakan untuk keperluah hidup lainnya. Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

ANTARA BUNG KARNO DAN TITIMANGSA NUZULUL QUR'AN

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024NgoPi Tidak ada komentar


 ANTARA BUNG KARNO DAN TITIMANGSA NUZULUL QUR'AN 

( Potret Sentuhan dari Dimensi Semangat Spiritualitas )


                             

Mantan presiden kita yang satu ini, benar-benar multitalenta, all round, piawai dan intelektual. Betapa tidak, hanya dalam kurun waktu 14 tahun (1951-1965) dia berhasil menyabet 26 gelar "Doktor Honoris Causa" : 19 dari Universitas luar negeri dan 7 dari dalam negeri. Sungguh, spektakuler dan fenomenal, ( dikutip dari detikNews, Selasa, 21 Jun 2022 20:30 WIB).

Siapakah dia ? Itulah ( mendiang) Bung Karno . Satu hal lain, yang ini bisa jadi luput dari bidikan spesifik, bahwa Bung Karno juga memiliki daya kejut apresiatif yang luar biasa terhadap tema spiritualtas. Salah satu faktanya, dia terus terang mengakui, bahwa penemuan konsep Pancasila yang kini menjadi Dasar Negera kita yang berharga mati, bukan didapat dari hasil kinerja dialektika logika dan ikhtiar lahir semata, melainkan  produk  kontemplasi yang dia lakukan setiap malam Jum'at di bawah pohon Sukun di tempat pengasingannya-Ende Nusa Tenggara Timur-. Karena pohon tersebut dianggap berjasa memberi inspirasi kepadanya, hingga ia dijuluki "Pohon Pancasila". Konon ketika berkunjung ke Ende tahun 1950, Bung Karno menyempatkan diri melihat pohon inspirator tersebut. Sayang, pada tahun 1970 ia mati karena dimakan usia (Kompas.com, 1 Juni 2022, ).

Kasus berikutnya, pra eksekusi Proklamasi Kemerdekaan Negara kita ( ini ada titik kait dengan konteks peristiwa Nuzulul Qur'an).
Bertubi-tubi tekanan yang datang dari berbagai kepentingan, ada yang pro dan ada pula yang kontra. Syahdan, pukul 22. 00, tanggal 7 Ramadhan  Bung Karno diculik oleh sekelompok kaula muda yang digawangi Wikana dibawa ke Rangasdengklok. Maksud dan tujuannya, mereka mendesak agar Bung Karno segera "memproklamirkan kemerdekaan", ( kalau perlu, malam itu juga).

Mereka sesungguhnya tidak tahu,  padahal Bung Karno dari jauh hari telah merencanakan, bahwa proklamasi kemerdekaan tersebut akan dicetuskan pada hari Jum'at, tanggal 17 Agustus 1945. Kenapa memilih hari dan tanggal tersebut? Karena, versi keyakinan spritualitasnya, bahwa tanggal 17 dan hari Jum'at, adalah hari keramat. Shalat dilakukan sehari semalam 17 rakaat dan al-Quran yang mulia juga diturunkan pada hari Jum'at tanggal 17 Ramadhan, ( Ahmad Mansur Suryanegara : Api Sejarah 2).

Dan selama proses pra eksekusi "proklamasi kemerdekaan" tersebut, Bung Karno terus melakukan kontak dan berkonsultasi dengan sejumkah ulama terkemuka. Adalah KH Hasyim Asy'ari dari Nahdhatul Ulama dan KH. Abdoel Moukti dari Muhammadiyah, merekomendasikan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan, tepat dilaksanakan pada hari dan tanggal tersebut ( hari Jum'at, 17 Agustus 1945 ) . Dan pada akhirnya bisa terlaksana.

Oleh karena itu, amat sangat pas, tepat dan  proporsional ketika presiden Jokowi dalam pidato sambutannya pada acara memperingati "Nuzul al-Qur'an" di Istana Negara lima tahun yang lalu ( 1440 H./2019 M. ), dia mengatakan :

"Bung Karno mentradisikan perayaan Nuzulu al-Qur'an di Istna, ini adalah atas nasihat para ulama sebagai rasa syukur atas anugerah kemerdekaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita bangsa Indonesia".

Penutup

Bung Karno, sesungguhnya adalah sosok nasionalis tulen. Maka andai dipotret dari sekat jarak antara dirinya dengan konteks marwah peristiwa Nuzulul Qur'an,  sepertinya kurang konek (bukan porsinya).

Namun ketika dia menelisiknya dari pinggir dimensi semangat spiritualtas, lumrah adanya. Karena manusia dengan seabreg kelemahan dirinya, ditambah  sedang eksis pada situasi berkebutuhan emosional, pasti merasa terpanggil untuk memberikan apresiasi ketika melihat sebuah celah nilai keramat yang dipertontonkan oleh Allah lewat fenomena dan ayat-Nya. Titimangsa 17 Ramadhan misalnya,  sebagai tanggal dimana al-Qur'an diturunkan dijadikan referensi bagi pencetusan hari Proklamasi Kemerdekaan Negara kita. Lepas dari gaya tarik nafas mitologi atau tidak, yang jelas keseluruhan rangkaian proses kronologika "Nuzul al-Qur'an" adalah bagian integral dari serpihan nuansa dinamika kemu'jizatannya. Jadi wajar andai ia diinspiratif oleh Bung Karno.

Mungkin sebatas di disitu letak fokus sudut pandang Bung Karno. Namun bagi iklim dunia akademisi  muslim ( model di kampus kita ), peristiwa "Nuzulu al-Qur'an" adalah sebuah momentum strategis ( lebih spesial lagi) untuk membedah postur  "Kemerdekaan Spiritualitas Akademis" yang dihidupkan lewat semangat membaca ( إقرأ ), menulis (علم بالقلم) dan melakukan penelitian ( علم الانسان ما لم يعلم),  sebagaimana terkemas dalam 5 ( lima) ayat Surat al-'Alaq ( Wahyu Pertama) yang diturunkan Allah kepada Nabi kita Muhammad saw. melalui ajudan utama-Nya Jibril-'Alaihis Salam-pada  "Lailatu al-Qadr" (MALAM INAGURASI) . Beliau saw. secara resmi oleh Allah diangkat sebagai "Utusan-Nya" ( رسول الله ). Beribu,  berjuta, bahkan nyaris tidak terhitung jumlahnya ( Quraisy Shihab : bumi pun menjadi sempit) para Malaikat turun dari langit ke bumi untuk menyampaikan "Ucapan Selamat" (congratulatios) kepada beliau. Maka terbitlah fajar kehidupan baru ( حتى مطلع الفجر ), sebagai wujud dinamika menuju masyarakat "Madani"  yang beriman, beradab, berbudaya serta bermartabat.*)
        
Wallahu A'lam bi al-Shawab.                                                         
                                      


By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 63-67.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 63-67.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَ 
"Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam?"

ءَاَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهٗۤ اَمْ نَحْنُ الزّٰرِعُوْنَ
"Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?"

لَوْ نَشَآءُ لَجَـعَلْنٰهُ حُطَا مًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُوْنَ
"Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami hancurkan sampai lumat; maka kamu akan heran tercengang,"

اِنَّا لَمُغْرَمُوْنَ 
"(sambil berkata), "Sungguh, kami benar-benar menderita kerugian,"

بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ
"bahkan kami tidak mendapat hasil apa pun.""

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Maka pernahkah kamu perhatikan dan renungkan saat kamu menanam benih pohon ke dalam tanah yang secara bertahap dan berkelanjutan mengalami pertumbuhan dan perkembangan hingga mencapai pohon yang dewasa.

2. Apakah benih pohon yang kamu tanam itu kamu yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?

3. Sekiranya Kami kehendaki maka Kami hentikan pertumbuhan dan perkembangan pohon itu agar tidak memberikan buah yang bisa dipanen olehmu dengan cara menjadikan pohon itu mati kekeringan lalu menjadi lapuk dan hancur tidak bersisa yang membuatmu heran tercengang bagaimana mungkin pohon yang dipeliharanya dengan baik dan penuh perhatian agar tidak terserang penyakit sejak kecil lalu tiba-tiba menjadi kering dan lapuk.

4. Di dalam keheranan dan keterkejutan itu mereka berkata, sungguh ini kejadian yang di luar perkiraan karena segala usaha telah kami lakukan dengan baik agar pohon itu tumbuh dengan baik dan dapat menghasilkan penen yang banyak, tetapi semuanya telah hancur  binasa dan kami benar-benar ditimpa kerugian yang sangat besar.

5. Bahkan tidak ada sesuatu pun yang dapat kita ambil dari pohon yang telah kita tanam dan rawat dengan mencurahkan pikiran dan tenaga serta modal karena semua bagian dari pohon itu benar-benar rusak dan hancur. Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 60-62.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 60-62.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ 
"Kami telah menentukan kematian masing-masing kamu dan Kami tidak lemah,"

وَلَـقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْاَ ةَ الْاُ وْلٰى فَلَوْلَا تَذَكَّرُوْنَ
"Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Bukan hanya yang menciptakan kamu menjadi janin yang sehat dan sempurna di dalam rahim sampai dengan terlahirnya ke dunia sebagai anak manusia yang fisik dan jiwanya mengalami tumbuh kembang, melainkan Kami juga yang telah menentukan kematian untuk setiap masing-masing dari kamu pada saat yang telah ditetapkan sesuai dengan ilmu dan kehendak Kami dan Kami tidak lemah untuk mewujudkan apa saja yang Kami kehendaki termasuk untuk mematikan serta membinasakan kamu.

2. Dan mudah pula bagi Kami untuk mencipatakan kaum yang baru yang sepertimu untuk menggantikan kamu sebagai penduduk bumi serta membangkitkan kamu dari kuburmu kelak di akhirat dalam keadaan yang tidak kamu ketahui persis dan detilnya.

3. Sesungguhnya kamu mengetahui dengan jelas dan nyata bahwa kamu diciptakan Allah pada awal penciptaanmu dari ketiadaan sehingga wujud kamu ada di dunia seperti sekarang, tetapi mengapa kamu tidak menjadikan penciptaanmu yang pertama itu sebagai pelajaran bagimu bahwa mudah bagi Allah untuk menciptakanmu pada penciptaan yang kedua di alam akhirat dengan cara menghidupkan kembali kamu dari matimu?   Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 57-59.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 57-59.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

نَحْنُ خَلَقْنٰكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُوْنَ
"Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan (hari Berbangkit)?"

اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تُمْنُوْنَ 
"Maka adakah kamu perhatikan, tentang (benih manusia) yang kamu pancarkan."

ءَاَنْتُمْ تَخْلُقُوْنَهٗۤ اَمْ نَحْنُ الْخٰلِقُوْنَ
"Kamukah yang menciptakannya, ataukah Kami penciptanya?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Kamilah yang telah menciptakan kamu dari tiadanya tanpa contoh dan bantuan siapa pun sehingga wujudmu ada di dunia ini, lalu kenapa kamu mengingkari hari kebangkitan padahal mencipatakan atau menghidupkanmu kembali dari kematianmu lebih mudah daripada menciptakanmu dari ketiadaanmu pada awal penciptaanmu?

2. Maka pernahkah kamu perhatikan dan renungkan saat kamu pancarkan cairan sperma ke dalam rahim istrimu bahwa kamu yang mengarahkan dan menentukannya membuahi sel telur atau tidaknya. serta yang menjadikannya janin yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan dan membuatnya tumbuh sebagai janin yang sehat dan sempurna sampai dilahirkan atau tidak.

3. Kamukah atau Kami yang menjadikannya sebagai janin yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan dan membuatnya tumbuh sebagai janin yang sehat dan sempurna sampai dilahirkan.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

PUASA DALAM PAKET ANEKDOT : ANDA MAU MEMILIH YANG MANA?

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024NgoPi Tidak ada komentar

 


Dengan segala nilai kharismatika yang dimilikinya, membuat keberadaan puasa dimensi marwahnya  nyaris merambah ke semua pasar pahala. Hingga akhirnya bertebaran tema-tema hadits  "Targhibi" yang melambungkan fadhilah puasa ke anak tangga paling hit dari sederet lbum ibadah lainnya. Dari sekian Hadits Targhibi ( suntikan semangat pahala), yang berkait dengan nilai puasa, adalah hadist berikut ini, yang sudah demikian populer dan akrab dengan lisan kita ( terlebih komunitas da'i-penceramah). Inilah dia :

شهر رمضان أوله رحمة و أو سطه مغفرة.     
وآخره عتق من النار .                                
                                                                                                                                        
"Bulan Ramadhan ( puasa ), awalnya Rahmah , pertengahannya Maghfirah dan terakhirnya Pembebasan dari Api Neraka ".

Andai ditarik ke format ilustrasi anekdota, seakan puasa terkonsentrasi pada tiga paket pilihan, yakni  : Paket Rahmah, Paket Maghfirah dan Paket  Bebas dari Neraka.
Harga paket dipukul rata tidak tersekat garis dikotomis, yang penting laksanakan aturan main "persepuluh hari '". Pilihan terserah selera kecenderungan masing-masing.

Andai Anda memilih "Paket Rahmah" ( awal ), cukup puasa sepuluh hari pertama.  Tidak perlu berlanjut. Setelah itu langsung "lebaran".  Andai  memilih "Paket Maghfirah" ( pertengahan ), loncat sepuluh hari awal, dan langsung puasa sepuluh hari pertengahan. Andai sudah kelar, silakan langsung "lebaran". Dan andai memilih Paket Bebas dari Neraka, ( paket terakhir), loncat sepuluh awal dan pertengahan, selanjutnya garap puasa sepuluh terakhirnya. Setelah tuntas, langsung Idul Fitri. Urusan selesai. Mau apalagi ?

Makanya, kenapa  nilai Ibadah puasa diseret ke area dikotomis? Dari mulai hari pertama, pertengahan hingga hari terakhir, nilainya sama. Yang paling penting, puasa harus dilaksanakan dengan dasar Iman dan karena Allah semata, lain tidak . Rasul saw . bersabda : "Bareng siap yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan dasar iman dan semata karena Allah, maka segala dosa yang telah lalu dan  akan datang diampuni ( Hadist Shahih dari Abu Hurairah, riwayat al-Bukhari dan Muslim) . Kalau sudah diampuni, ihwal Rahmah, Maghfirah dan Terbebas dari api Neraka dengan sendirinya otomatis bisa didapat.

Versi para pakar hadits, baik dari segi Matan, maupun Sanad, Hadits di atas statusnya Super Letoy ( dhaif jiddan), malah Abu Hatim al-Razi dan al-'Aini dalam kitabnya " 'Umdatu al-Qari" juz 9, hlm. 20 memvonisnya sebagai hadits "Munkar".

وحكم أبو حاتم الرازي على الحديث بأنه منكر، وكذا قال العيني في (عمدة القاري) 9/20 .     .                    
                      
Hadis Shahih yang berbicara tentang Fadhilah ( keutamaan ) puasa dengan aneka variasi matan yang logis dan riwayat yang kuat ( tsiqah), banyak bertebaran di berbagai kitab hadits "Mu'tabarah" ( yang teruji integritasnya ). Kenapa pula masih menggunakan kendaraan Hadits lemah, bahkan Munkar ? Apa memang karena redaksinya penuh sensasional dengan tawaran pahala yang menggiurkan, hingga membuat para mustami'  terhipnotis  dan Anda sendiri sebagai seorang da'i merasa terpuaskan? Jika itu pilihan Anda, terserah !

Wallahu A'lam bi al-Shawab


 

By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 54-56.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 54-56.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَشٰرِبُوْنَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيْمِ 
"Setelah itu kamu akan meminum air yang sangat panas."

فَشٰرِبُوْنَ شُرْبَ الْهِيْمِ 
"Maka kamu minum seperti unta (yang sangat haus) minum."

هٰذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّيْنِ 
"Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan.""

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Dalam keadaan perut kekenyangan memakan buah pohon zaqqum kamu akan merasa kehausan dan kamu diberi minuman berupa air yang sangat panas yang tidak menghilangkan rasa hausmu.

2. Karena rasa dahagamu kamu meminum air panas itu begitu banyaknya seperti onta yang sedang minum saat kehausan.

3. Itulah hidangan yang disediakan Allah bagi orang-orang yang tinggal di dalam neraka sebagai balasan atas kekafiran dan dosa-dosa mereka pada hari pembalasan.Wallaahu A'lam

 

 By - Dr. Muhamad Afif, M.A 

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 51-53.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 51-53.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ثُمَّ اِنَّكُمْ اَيُّهَا الضَّآلُّوْنَ الْمُكَذِّبُوْنَ 
"Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan!"

لَاٰ كِلُوْنَ مِنْ شَجَرٍ مِّنْ زَقُّوْمٍ 
"Pasti akan memakan pohon zaqqum,"

فَمٰلِـئُوْنَ مِنْهَا الْبُطُوْنَ 
"maka akan penuh perutmu dengannya."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Kemudian kamu di akhirat wahai orang-orang yang sesat karena mengabaikan perintah dan larangan Allah karena lebih mengikuti keinginan hawa nafsu serta dorongan setan yang membuat kamu bergelimang dalam kemungkaran dan kemaksiatan serta senang berbuat dosa besar disebabkan kamu mendustakan kehidupan akhirat beserta balasan yang terjadi di dalamnya berupa pahala bagi orang yang beriman dan beramal baik serta siksa bagi orang yang ingkar serta banyak berbuat dosa besar yang dijanjikan Allah kepadamu melalui lisan para rasul-Nya.

2. Kamu pasti di akhirat akan menerima balasan yang setimpal dengan kekafiran dan perbuatan dosamu berupa siksa yang pedih diantaranya makanan yang Allah berikan kepadamu di neraka adalah pohon zaqqum.

3. Kamu akan memakannya hingga perutmu penuh dengannya sehingga kamu merasa kekenyangan dibuatnya.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 48-50.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 48-50.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَوَاٰ بَآ ؤُنَا الْاَ وَّلُوْنَ
"Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?""

قُلْ اِنَّ الْاَ وَّلِيْنَ وَا لْاٰ خِرِيْنَ 
"Katakanlah, "(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian,"

لَمَجْمُوْعُوْنَ ۙ اِلٰى مِيْقَا تِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ
"pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Dan begitu pun dengan nenek moyang kami yang kematiannya jauh sebelum kami yang tubuhnya sudah hilang sama sekali bahkan unsur-unsur penyusun tubuhnya saja sudah tidak bisa ditemukan lagi akan dibangkitkan juga bersama kami di akhirat.

2. Katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang yang mengingkari kehidupan akhirat, sesungguhnya benar Allah akan membangkitkan dari kubur orang-orang yang telah mati jauh sebelum adanya kamu di dunia dan begitu juga dengan orang-orang mati dari orang-orang yang hidup di masa depan.

3. Semua manusia baik yang hidup dan mati pada masa lalu, pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, pasti Allah akan bangkitkan dari kuburnya kemudian akan dikumpulkan di padang mahsyar pada waktu yang telah ditentukan-Nya pada hari kiamat yang kedatangannya pasti benar. Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 45-47.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 45-47.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّهُمْ كَا نُوْا قَبْلَ ذٰلِكَ مُتْرَفِيْنَ 
"Sesungguhnya mereka sebelum itu (dahulu) hidup bermewah-mewah,"

وَكَا نُوْا يُصِرُّوْنَ عَلَى الْحِنْثِ الْعَظِيْمِ 
"dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar,"

وَكَا نُوْا يَقُوْلُوْنَ ۙ اَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَا بًا وَّعِظَا مًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ 
"dan mereka berkata, "Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Yang membuat mereka mendapatkan semuanya itu dikarenakan mereka saat hidup di dunia dalam keadaan bermewah-mewahan sehingga lalai untuk bersyukur kepada Tuhan yang memberikan kepadanya berbagai macam kesenangan dan kenikmatan dunia dengan mempergunakannya untuk beribadah dan menjalankan ketaatan kepada-Nya.

2. Bahkan mereka mempergunakan berbagai macam nikmat yang tak terhitung jumlahnya yang dianugerahkan Allah kepadanya untuk melakukan berbagai macam kemaksiatan serta perbuatan dosa besar yang Allah larang melakukannya disebabkan mereka megingkari adanya kehidupan akhirat.

3. Dalam keingkarannya terhadap kehidupan akhirat ketika di dunia dengan nada memperolok-olok mereka berkata, benarkah saat kami telah mati lalu dikubur di dalam tanah sehingga daging dan tulang belulang kami telah hancur menjadi satu dengan tanah lalu kami benar-benar akan dibangkitkan kembali dari kubur dimana setiap bagian tubuh kami yang telah menyatu dengan tanah akan kembali kepada keadaan sebelum kami mati.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 41-44.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenApril 01, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 41-44.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاَ صْحٰبُ الشِّمَا لِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الشِّمَا لِ 
"Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu."

فِيْ سَمُوْمٍ وَّحَمِيْمٍ 
"(Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih,"

وَّظِلٍّ مِّنْ يَّحْمُوْمٍ 
"dan naungan asap yang hitam,"

لَّا بَا رِدٍ وَّلَا كَرِيْمٍ
"tidak sejuk dan tidak menyenangkan."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Dan golongan kiri, yakni orang-orang yang menerima buku catatan amal dari sebelah kiri atau tangan kiri, alangkah sengsaranya keadaan mereka di akhirat.

2. Mereka benar-benar dalam keadaan yang tersiksa dengan siksaan angin yang sangat panas yang menerpa tubuh mereka dan guyuran air mendidih yang menyiram tubuh mereka.

3. Dan naungan yang berada di atas mereka adalah asap hitam yang rasanya sangat tidak nyaman dan tidak enak yang berasal dari kobaran api neraka.

4. Rasa yang diberikan naungan asap hitam itu sungguh tidak enak dan tidak menyenangkan bagi yang berada di bawahnya.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A  

 

Read More
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

Postingan Populer

  • Layanan Repository Open Access erguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)
      Daftar Kampus yang menerapkan layanan repository open access berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang berada di ...
  • Ibadah Puasa Melindungi Koruptor
     “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’’ (QS. 2:...
  • DARI PLAY OFF MENJADI "REAL OFF"
      DARI PLAY OFF MENJADI "REAL OFF"  ( Dasar Nasib, Kalah Lagi Kalah Lagi). Sekali lagi saya katakan, bahwa kita terlalu terninabob...
  • QS. As-Shaff 61: 6-7.
       🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. As-Shaff 61: 6-7. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَاِ ذْ قَا لَ عِيْسَى ابْ...
  • Apa Itu AI (Artificial Intelligence)
       AI atau kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merujuk pada kemampuan mesin atau komputer untuk meniru kecerdasan manusia dalam mela...
  • QS. At Thur 52: 27-28.
      🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. At Thur 52: 27-28. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا ...
  • APA KATA DANTE ALIGHEIRI KETIKA ABAI TERHADAP MORAL ?
                   Satu, dari sederet panjang fakta yang berbicara tentang keunggulan yang dimiliki doktrin Islam, yakni  ia tidak bersikap a pr...
  • QS. Al-Waqi'ah 56: 68-70.
     🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. Al-Waqi'ah 56: 68-70. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اَفَرَءَيْتُمُ الْمَ...
  • Prompting engineer
      Rekayasa prompt adalah teknik yang digunakan dalam sistem AI untuk memberikan instruksi secara jelas agar sistem AI dapat menghasilkan out...
  • QS. Al-Jumu'ah 62: 5-6.
     🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. Al-Jumu'ah 62: 5-6. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمّ...

Kunjungan

Flag Counter

Total Pengunjung

Categories

  • Informasi (5)
  • KasiH (68)
  • NgoPi (68)

Pages

  • Beranda

Blog Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  September (2)
  • ▼  2024 (113)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (47)
    • ▼  April (22)
      • Ibadah Puasa Melindungi Koruptor
      • RAMADHAN : BULAN AL-QUR'AN ( Menyimak Apresiatif ...
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 88-91.
      • LAILATU AL-QADR ( Malam Pertaruhan Untuk Memburu A...
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 85-87.
      • ngabuburit
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 82-84.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 78-81.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 75-77.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 71-74.
      • FILSAFAT MA'RUFISME ( Kiat Mencari Nilai Tambah Pa...
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 68-70.
      • ANTARA BUNG KARNO DAN TITIMANGSA NUZULUL QUR'AN
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 63-67.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 60-62.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 57-59.
      • PUASA DALAM PAKET ANEKDOT : ANDA MAU MEMILIH YANG...
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 54-56.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 51-53.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 48-50.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 45-47.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 41-44.
    • ►  Maret (29)
    • ►  Januari (14)
  • ►  2023 (32)
    • ►  Desember (32)

Copyright © Blog Ilmiah Digital Dosen | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Free Blogger Templates