Dengan segala nilai kharismatika yang dimilikinya, membuat keberadaan puasa dimensi marwahnya nyaris merambah ke semua pasar pahala. Hingga akhirnya bertebaran tema-tema hadits "Targhibi" yang melambungkan fadhilah puasa ke anak tangga paling hit dari sederet lbum ibadah lainnya. Dari sekian Hadits Targhibi ( suntikan semangat pahala), yang berkait dengan nilai puasa, adalah hadist berikut ini, yang sudah demikian populer dan akrab dengan lisan kita ( terlebih komunitas da'i-penceramah). Inilah dia :
شهر رمضان أوله رحمة و أو سطه مغفرة.
وآخره عتق من النار .
"Bulan Ramadhan ( puasa ), awalnya Rahmah , pertengahannya Maghfirah dan terakhirnya Pembebasan dari Api Neraka ".
Andai ditarik ke format ilustrasi anekdota, seakan puasa terkonsentrasi pada tiga paket pilihan, yakni : Paket Rahmah, Paket Maghfirah dan Paket Bebas dari Neraka.
Harga paket dipukul rata tidak tersekat garis dikotomis, yang penting laksanakan aturan main "persepuluh hari '". Pilihan terserah selera kecenderungan masing-masing.
Andai Anda memilih "Paket Rahmah" ( awal ), cukup puasa sepuluh hari pertama. Tidak perlu berlanjut. Setelah itu langsung "lebaran". Andai memilih "Paket Maghfirah" ( pertengahan ), loncat sepuluh hari awal, dan langsung puasa sepuluh hari pertengahan. Andai sudah kelar, silakan langsung "lebaran". Dan andai memilih Paket Bebas dari Neraka, ( paket terakhir), loncat sepuluh awal dan pertengahan, selanjutnya garap puasa sepuluh terakhirnya. Setelah tuntas, langsung Idul Fitri. Urusan selesai. Mau apalagi ?
Makanya, kenapa nilai Ibadah puasa diseret ke area dikotomis? Dari mulai hari pertama, pertengahan hingga hari terakhir, nilainya sama. Yang paling penting, puasa harus dilaksanakan dengan dasar Iman dan karena Allah semata, lain tidak . Rasul saw . bersabda : "Bareng siap yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan dasar iman dan semata karena Allah, maka segala dosa yang telah lalu dan akan datang diampuni ( Hadist Shahih dari Abu Hurairah, riwayat al-Bukhari dan Muslim) . Kalau sudah diampuni, ihwal Rahmah, Maghfirah dan Terbebas dari api Neraka dengan sendirinya otomatis bisa didapat.
Versi para pakar hadits, baik dari segi Matan, maupun Sanad, Hadits di atas statusnya Super Letoy ( dhaif jiddan), malah Abu Hatim al-Razi dan al-'Aini dalam kitabnya " 'Umdatu al-Qari" juz 9, hlm. 20 memvonisnya sebagai hadits "Munkar".
وحكم أبو حاتم الرازي على الحديث بأنه منكر، وكذا قال العيني في (عمدة القاري) 9/20 . .
Hadis Shahih yang berbicara tentang Fadhilah ( keutamaan ) puasa dengan aneka variasi matan yang logis dan riwayat yang kuat ( tsiqah), banyak bertebaran di berbagai kitab hadits "Mu'tabarah" ( yang teruji integritasnya ). Kenapa pula masih menggunakan kendaraan Hadits lemah, bahkan Munkar ? Apa memang karena redaksinya penuh sensasional dengan tawaran pahala yang menggiurkan, hingga membuat para mustami' terhipnotis dan Anda sendiri sebagai seorang da'i merasa terpuaskan? Jika itu pilihan Anda, terserah !
Wallahu A'lam bi al-Shawab
By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
0 comments:
Posting Komentar