Dua kasus berjalin kelindan dalam konteks peristiwa lakon hidup manusia. Keduanya merupakan kebutuhan rutin. Apabila salah satu dari keduanya tidak bisa beroperasi, maka hilanglah makna hidupnya. Itulah dia, "tidur" dan "bangun".
"Tidur" adalah peristiwa rehat semua bentuk aktivitas, setelah sekian waktu aktif dan sibuk meladeni tugas-tugas kekhilafahan. Lalu merebahkan diri, umumnya di tempat tidur, setelah terpejam dan akhirnya lelap dalam buaian mimpi. Tidur adalah bagian integral dari teori Allah ketika Dia memberi nikmat kepada makhluk-Nya, lebih spesial manusia.
Setelah batas waktunya habis, dan fisik kita kembali pulih serta fit, lalu kita "bangun" ( واليه النشور ). Seterusnya, kembali kepada aktivitas semula sesuai dengan persiapan agenda masing-masing .
Dua dari jepitan peristiwa tersebut, satu di antaranya menjadi pilihan yang paling diminati nyaris oleh semua manusia dalam struktur apapun kapasitas dan gengsinya : dari mulai kasta ecek-ecek, hingga kelas jetset. Itulah dia "tidur". Saking betapa tidur menjadi pilihan paling ideal, maka ketika dinyatakan sulit tidur, apapun obat penakluknya pasti dibeli. Kehilangan nafsu tidur, otomatis kehilangan nikmat hidup.
Maka sebagai apresiasi terhadap "tidur" dengan segala ornamen bunga mimpinya, pada setiap tanggal 15 April dinyatakan sebagai Hari Tidur Sedunia ( World Sleep Day ). Berkait dengan tidur, ahli bijak mengatakan :
ثلاث يساعدن على تحمل مشقات الحياة : الأمل والنوم والضحك.
" Ada tiga hal yang bisa membantu meringankan beban hidup, yaitu : berobsesi, tidur dan tertawa".
Betapapun gulungan ombak lara menggebuk asa, bisa seketika sirna kalau sudah ditaklukkan obsesi, tertawa dan terutama "tidur". Tegasnya, tidur adalah senjata pamungkas walau sifatnya insidental, tidak permanen ( kecuali sekalian mati) .
Sesuai dengan julukan spesialnya "World Sleep Day". Maka sebagai bentuk apresiasi terhadap hari bersejarah tersebut, maka tidak ada pilihan lain, kecuali KITA TIDUR. Namun harus diingat, konon versi sebagian hukama ( filsuf) , tidur itu ibarat "garam" memang dibutuhkan buat perasa dan pelezat masakan. Namun jika keterlaluan dan berlebihan, bisa menimbulkan hipertensi, malas dan hilang energik. Tapi, apapun wujudnya, kita tetap ucapkan "SELAMAT TIDUR".
اللهمَّ باسمِك أموتُ وأحيا.
By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
0 comments:
Posting Komentar