Blog Ilmiah Digital Dosen

Menu
  • Home
  • NgoPi
  • Kasih
  • Informasi
  • Download
    • Hadist
    • Tafsir
    • e-book
  • Kampus
  • Etc

Sabtu, 16 Maret 2024

QS. Al-Waqi'ah 56: 38-40.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 16, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 38-40.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِ 
"untuk golongan kanan,"
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَ وَّلِيْنَ 
"segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,"

وَثُلَّةٌ مِّنَ الْاٰ خِرِيْنَ 
"dan segolongan besar pula dari orang yang kemudian."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Dan bidadari-bidadari yang sifatnya telah disebutkan itu semuanya diperuntukkan bagi orang-orang golongan kanan.

2. Yakni golongan kanan dari sebagian besar orang-orang beriman dari kaumnya para nabi terdahulu.

3. Dan golongan kanan dari sebagian besar orang-orang beriman dari orang-orang yang kemudian atau kaumnya Nabi Muhammad.Wallaahu A'lam

 

 By - Dr. Muhamad Afif, M.A 

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 35-37.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 16, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 35-37.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّاۤ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَآءً 
"Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung,"

فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَا رًا 
"lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan,"

عُرُبًا اَتْرَا بًا 
"yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya,"


Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Kami menciptakan bidadari-bidari yang mendampingi dan menemani mereka di dalam surga secara langsung dari tidak adanya tanpa dilahirkan dan tanpa melalaui proses pertumbuhan dan perkembangan sebagaimana proses pertumbuhan manusia dari masa bayi hingga mencapai usia dewasa.

2. Mereka sejak diciptakan telah dijadikan dalam keadaan perempuan perawan dewasa tanpa melalui proses pertumbuhan dan perkembangan sebagaimana yang dialami anak manusia dimana mereka akan senantiasa dalam keadaan perawan.

3. Yang jiwanya diliputi oleh perasaan cinta yang menggelora yang tidak pernah berubah keadaan cintanya yang usianya sebaya semuanya tidak ada satupun yang usianya lebih muda atau lebih tua.Wallaahu A'lam

 

 

 By - Dr. Muhamad Afif, M.A 

Read More

15 MARET : SELAMAT HARI TIDUR SEDUNIA (World Sleep Day ).

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 16, 2024NgoPi Tidak ada komentar



Dua kasus berjalin kelindan dalam konteks peristiwa lakon hidup manusia. Keduanya merupakan kebutuhan rutin. Apabila salah satu dari keduanya tidak bisa beroperasi, maka hilanglah makna hidupnya. Itulah dia, "tidur" dan "bangun".

"Tidur" adalah peristiwa rehat semua bentuk aktivitas, setelah sekian waktu aktif dan sibuk meladeni tugas-tugas kekhilafahan. Lalu merebahkan diri, umumnya di tempat tidur, setelah terpejam dan akhirnya lelap dalam buaian mimpi. Tidur adalah bagian integral dari teori Allah ketika Dia memberi nikmat kepada makhluk-Nya, lebih spesial manusia.

Setelah batas waktunya habis, dan fisik kita kembali pulih serta fit, lalu kita "bangun" ( واليه النشور ).  Seterusnya, kembali kepada aktivitas semula sesuai dengan persiapan agenda masing-masing .

Dua dari jepitan peristiwa tersebut, satu di antaranya menjadi pilihan yang paling diminati nyaris oleh semua manusia dalam struktur apapun kapasitas dan gengsinya : dari mulai kasta ecek-ecek, hingga kelas  jetset. Itulah dia "tidur". Saking betapa tidur menjadi pilihan paling ideal, maka ketika dinyatakan sulit tidur, apapun obat penakluknya pasti dibeli. Kehilangan nafsu tidur, otomatis kehilangan nikmat hidup.

Maka sebagai apresiasi terhadap "tidur" dengan segala ornamen bunga mimpinya, pada setiap tanggal 15 April dinyatakan sebagai Hari Tidur  Sedunia ( World Sleep Day ). Berkait dengan tidur, ahli bijak mengatakan :

ثلاث يساعدن على تحمل مشقات الحياة : الأمل والنوم والضحك.                                                            

" Ada tiga hal yang bisa membantu meringankan beban hidup, yaitu : berobsesi, tidur dan tertawa".    

Betapapun gulungan ombak lara menggebuk asa, bisa seketika sirna kalau sudah ditaklukkan obsesi, tertawa dan terutama "tidur". Tegasnya, tidur adalah senjata pamungkas walau sifatnya insidental, tidak permanen ( kecuali sekalian mati) .

Sesuai dengan julukan spesialnya "World Sleep Day". Maka sebagai bentuk apresiasi terhadap hari bersejarah tersebut, maka tidak ada pilihan lain, kecuali KITA TIDUR. Namun harus diingat, konon versi sebagian hukama ( filsuf) , tidur itu ibarat "garam" memang dibutuhkan buat perasa dan pelezat masakan. Namun jika keterlaluan dan berlebihan, bisa menimbulkan hipertensi, malas dan hilang energik. Tapi, apapun wujudnya, kita tetap ucapkan "SELAMAT TIDUR".

اللهمَّ باسمِك أموتُ وأحيا.             


By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

Selasa, 12 Maret 2024

QS. Al-Waqi'ah 56: 22-24.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 12, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 22-24.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَحُوْرٌ عِيْنٌ 
"dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah,"

كَاَ مْثَا لِ اللُّـؤْلُـوٴِالْمَكْنُوْنِ 
"laksana mutiara yang tersimpan baik."

جَزَآءً بِۢمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Dan disediakan teman hidup bagi mereka dari jenis bidadari-bidadari yang cantik wajahnya serta indah bola matanya.

2. Kecantikan wajah dan bola mata para bidadari yang menjadi pasangan mereka itu laksana mutiara yang berkilau indah yang terbebas dari debu dan kotoran karena tersimpan baik di suatu tempat yang rapat.

3. Semua yang kesenangan dan kenikmatan surga yang mereka terima di dalam surga adalah sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan di dunia.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A 

Read More

Minggu, 10 Maret 2024

RAMADHAN : BULAN MALAIKAT METAFORIS ( Potret Telaah dari Dimensi Wajah Syabah )

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 10, 2024NgoPi Tidak ada komentar


Pemijitan knop deklarasi yang dilakukan Allah atas pengorbitan Adam ( manusia) sebagai khalifah di muka bumi ini, memantik reaksi kontra yang cukup ekstrim dari kubu Malaikat. Tegasnya, secara aklamasi mereka menolak. Pasalnya, hasil "fit and proper test" versi mereka menyimpulkan, bahwa Adam ( manusia), dinyatakan cacat integritas : hobinya berbuat keonaran dan bahkan acap melakukan tindak kriminal. Merespon reaksi kontra keras tersebut, dengan rileks dan santai, Dia hanya berkata ringan, "Sungguh Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak ketahui", ( Al-Baqarah : 30 ).

Salah satu dari serentet indikasi ( masaliku al-i'llat ) yang membuat manusia cacat integritas, hingga eksistensinya terlempar ke dalam galian "seftic tank" kenistaan adalah akibat dua ulah nafsu, yaitu : nafsu perut ( materialisme ) dan nafsu di bawah perut ( seksualitas ).

Sebagai Dzat yang telah dihias permanen oleh sifat rahman dan rahim, Allah tidak akan tega membiarkan manusia terjerumus ke dalam  kenistaan seperti itu. Ia mesti diselamatkan dan diangkat derajat jati dirinya, hingga menjadi sosok hamba yang bertaqwa ( Muttaqin ) : unggul, terhormat dan  bermartabat.

Untuk merealisasikan penyelamatan tersebut, Allah menggagas konsep "al-Shiyam " ( Puasa). Seterusnya ia ( Puasa) tersebut, oleh-Nya secara formal diundangkan dalam bentuk intruksi, bernomor 183/Al-Qur'an/ Al-Baqarah yang berbunyi, " Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa ( di bulan Ramadhan ), sebagaimana ia diwajibkan atas umat sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa".

Mengingat Puasa memiliki marwah kharismatik yang sarat dengan nilai rabbani yang transendental, hata Syeikh Mahmud Syaltut-al-Maghfurlah-mantan Rektor Universitas Al-Azhar( 1958-1963 ) mengatakan, " al-Shaaimu Malakun Fii Shuurati al-Insaani ", ( Orang yang berpuasa, adalah Malaikat dalam bentuk manusia ).

Gaya bahasa metaforis yang disuguhkan Syeikh Mahmud Syaltut di atas, andai dipotret dari dimensi "wajah syabah" ( titik singgungnya), sangat pas dan mengena.
Betapa tidak, lebih kurang dalam durasi waktu selama 16 ( enam belas) jam dari mulai terbit fajar shidiq hingga terbenam matahari, ia ( orang yang berpuasa ) eksis di ruang kamp konsentrasi imani, ihsani dan ihtisabi dengan menekan fakta integritas, bersedia memungut serpihan karakter Malaikat, dengan taruhan risiko konsekuensi : siap tegar serta survival digulung ombak lapar dan haus ( tidak makan dan tidak minum) serta tidak goyah diguncang badai rayuan nafsu seksualitas ( tidak melakukan hubungan suami-istri ). Tegas dan jelasnya, kamar studio ruhaninya bingar dengan alunan musik kalam ilahi, sorai dengan tabuhan rebana dzikir, syahdu dengan petikan gitar sedekah, serta semarak dengan irama kebajikan yang lainnya.

Juga tidak kurang menarik walau bicara ihwal Puasa secara umum, seorang non Muslim, Direktur Rumah Sakit Jiwa di Moskow Dr. Yuri Nikolayev, mengatakan:

 " What do you think is the most important discovery in our time? The radioactive watches? Exocet bombs? In my opinion the bigest discovery of our time is the ability to make onself younger phisically, mentally and spiritually through rational fasting".

(Menurut pendapat Anda, apakah penemuan paling penting pada abad ini, Jam radio aktifkah atau bom exoset? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual, melalui "Puasa yang rasional").

Berangkat dari terminal dialektika di atas, tampaknya tidak norak dan berlebihan andai Ramadhan dianugerahi  "Honoris Causa" ( gelar kehormatan) sebagai " Bulan Malaikat Metaforis ".

Maziyah berikutnya sebagai nuktah penyekat garis beda yang kontras dari juntrung ibadah lainnya, sosok Puasa sulit untuk diujubriakan. Mengingat, nilai keberadaan sepenuh dan seutuhnya, ada di tangan Allah, dimana Dia dengan tegas  menyatakan,  "al-Shaumu Lii Waana Ujzii Bihii", ( Puasa adalah urusan-Ku dan Aku-lah yang berhak untuk membalasnya ).

Omon-omon, roket waktu demikian cepat meluncur, menjelajahi atmosfer proses perjalanan hidup. Hingga tak terasa, kita kini kembali bersua dengan bulan suci Ramadhan yang sungguh agung serta mulia. Semoga Allah memberi kita kekuatan iman dan Ihsan yang nyata, serta kesehatan fisik yang paripurna, supaya kita bisa melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna. Aminnn, ya Allah, ya Rabbana. *)

      والله أعلم بالصواب.                     



By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 19-20.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 10, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 19-20.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَ 
"mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,"

وَفَا كِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَ 
"dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih,"

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَ 
"dan daging burung apa pun yang mereka inginkan,"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Sekalipun mereka meminum khamr dalam jumlah yang banyak dan sepuas hati, mereka tidak menjadi mabuk dan merasa pusing.

2. Dan para pelayan itu membawa pula beraneka macam buah-buahan dengan bentuk dan rasa yang berlainan namun semuanya enak dan lezat dimana mereka dapat memilih buah yang mana yang mereka inginkan sesuka hati mereka.

3. Dan membawa pula bermacam jenis daging burung sehingga mereka dapat memakan daging burung apa pun yang mereka inginkan.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A

Read More

Sabtu, 09 Maret 2024

QS. Al-Waqi'ah 56: 15-18.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 09, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 15-18.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍ 
"mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata,"

مُّتَّكِــئِيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ
"mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan."

يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَا نٌ مُّخَلَّدُوْنَ 
"Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,"

بِاَ كْوَا بٍ وَّاَبَا رِيْقَ ۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍ 
"dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Saat di dalam surga itu kaum yang paling awal beriman berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dihias dengan batu permata.

2. Mereka di dalam surga hidup dengan santai dan senang sambil bersandar di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas yang berhias batu permata dengan posisi berhadap-hadapan.

3. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda yang siap melayani segala kebutuhan mereka dengan pelayanan terbaik dan penuh senyuman sehingga menyenangkan dan memuaskan hati yang dilayaninya.

4. Sambil berkeliling melayani para penghuni surga para pelayan yang tetap muda itu membawa gelas, kendi dan piala yang berisi minuman khamr yang enak dan lezat rasanya yang diambil dari air yang mengalir dari mata air surga.Wallaahu A'lam

 

 By - Dr. Muhamad Afif, M.A



Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 11-14.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 09, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 11-14.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اُولٰٓئِكَ الْمُقَرَّبُوْنَ 
"mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah),"

فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ
"berada dalam surga kenikmatan,"

ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَ وَّلِيْنَ 
"segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,"

وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰ خِرِيْنَ 
"dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian,"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Orang-orang yang paling awal beriman itu adalah orang yang kedudukannya di akhirat pada sisi Allah sangat dekat.

2. Mereka ditempatkan pada surga yang di dalamnya penuh dengan segala macam bentuk kenikmatan yang belum pernah disaksikan dan dirasakan di dunia.

3. Orang-orang yang paling awal beriman yang didekatkan kedudukannya di sisi Allah serta ditempatkan di dalam surga yang penuh kenikmatan itu sebagian besar berasal dari umat-umat terdahulu. Ada yang berpendapat umat terdahulu ini adalah para pengikut para nabi sebelum Nabi Muhammad tetapi ada juga yang berpendapat bahwa umat terdahulu ini adalah generasi pertama dari pengikut Nabi Muhammad.

4. Dan orang-orang yang paling awal beriman yang didekatkan kedudukannya di sisi Allah serta ditempatkan di dalam surga yang penuh kenikmatan itu sebagian kecil dari orang-orang yang kemudian dari kalangan pengikut Nabi Muhammad. Ada yang memahami umat yang kemudian ini adalah kaum Nabi Muhammad tetapi ada juga yang berpendapat kaum Nabi Muhammad yang kemudian.Wallaahu A'lam

 

 By - Dr. Muhamad Afif, M.A



Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 7-10.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 09, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 7-10.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَّكُنْـتُمْ اَزْوَا جًا ثَلٰـثَـةً 
"dan kamu menjadi tiga golongan,"

فَاَ صْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ 
"yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu,"

وَاَ صْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ 
"dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu,"

وَا لسّٰبِقُوْنَ السّٰبِقُوْنَ 
"dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga),"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Dan pada hari kiamat manusia dikelompokkan ke dalam tiga golongan berdasarkan keimanan dan amal ibadahnya serta kontribusinya terhadap dakwah Islam.

2. Kelompok yang pertama adalah golongan kanan yang menerima buku catatan amalnya dari sebelah kanan, maka dikarenakan selama di dunia banyak beramal ibadah dalam keimanannya keadaannya sungguh mulia dan dalam limpahan rahmat-Nya.

3. Kelompok yang kedua adalah golongan kiri yang meneriman buku catatan amalnya dari sebelah kiri, maka disebabkan selama di dunia ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya serta banyak berbuat maksiat keadaannya sangat rendah dan menyedihkan.

4. Dan kelompok yang ketiga adalah golongan orang-orang yang paling awal berislam dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yang menopang serta mendukung perjuangan Rasulullah dalam mendakwahkan Islam serta berjuang menghadapi perlawanan kaum kafir dengan harta dan jiwanya.Wallaahu A'lam

 

By - Dr. Muhamad Afif, M.A


 

 

Read More

Rabu, 06 Maret 2024

SIAPA ORANG PINTAR DAN ORANG BODOH ITU ?

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 06, 2024NgoPi Tidak ada komentar

 


SIAPA ORANG PINTAR DAN ORANG BODOH ITU ?
                                            
Yang disebut orang pintar, sesungguhnya bukan merasa ia cerdas, memiliki seabreg Ilmu, keilmuan serta pengetahuan. Tapi justru karena merasa dirinya bodoh ( tidak memiliki kemampuan apa-apa) . Oleh karenanya, tidak menyia-nyiakan peluang dan kesempatan yang tersaji, ia terus dan terus belajar ( long life education). Sementara orang yang bodoh, adalah yang merasa dirinya pintar, cerdas dan memiliki seabreg Ilmu, keilmuan serta pengetahuan.  Akhirnya, ia sombong : malas, enggan, tidak mau belajar lagi.

Apa yang dituturkan di atas, tepat adanya seperti kata bijak berikut ini yang disampaikan oleh seorang komposer, mengaransemen, konduktor musik dan pianis jazz, berkebangsaan Prancis-Michel Legrand-( 1932- 2019 ), yang berbunyi :

"The more I live, the more I learn. The more I learn, the more I realize, the less I know".

(Semakin aku hidup, semakin banyak aku belajar. Semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar, bahwa aku tidak tahu apa-apa ).

Wallahu A'lam.

 

 By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag


Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 4-6.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 06, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 4-6.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِذَا رُجَّتِ الْاَ رْضُ رَجًّا 
"Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya,"

وَّبُسَّتِ الْجِبَا لُ بَسًّا 
"dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya,"

فَكَا نَتْ هَبَآءً مُّنْۢبَـثًّا 
"maka jadilah ia debu yang beterbangan,"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Ketika kiamat itu terjadi, maka bumi beserta segala yang ada padanya diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat menghindar dan selamat darinya.

2. Dan gunung-gunung sebagai paku bumi yang membuat bumi kokoh dihancurkan sehancur-hancurnya membuatnya bertebaran dan berhamburan tercerabut dan terangkat dari dasar bumi.

3. Maka gunung-gunung yang bertebaran dan berhamburan itu terlihat seperti debu yang diterbangkan oleh angin ke sana kemari sesuai dengan arah angin berhembus.Wallaahu A'lam

 

 By - Dr. Muhamad Afif, M.A



Read More

DO'A DARI SAYA DAN BERHARAP DO'A DARI BAPAK

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 06, 2024NgoPi Tidak ada komentar


DO'A DARI SAYA DAN BERHARAP DO'A DARI BAPAK 

UNTUK YTH DR. H. JAZIMI, M.Pd. :

Do'a simpati dan empati kita kepada Allah untuk kesembuhan guru kita Dr. H. Jazimi, M.Pd., nyaris menjadi antrian panjang di group kita hari ini. Mungkin lupa, namun kita tidak meminta kesediaan beliau agar memohon (berdo'a)  kepada Allah buat ( kebaikan ) kita.

Padahal do'a orang yang tengah mendapat musibah ( sakit) mustajab, mengingat dia selalu didampingi oleh Allah. Perhatikan hadis Qudsi berikut ini :

عن أبي هريرة-رضي الله عنه-قَال: قَالَ رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم-: "إنَّ اللهَ -عز وجل- يَقُولُ يَومَ القِيَامَةِ: يَاابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدنِي! قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أعُودُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ؟!، قَالَ: أمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلاَناً مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَني عِنْدَهُ.   رواه مسلم .                                                                

Dari Abi Hurairah-Radiyallahu 'Anh-dia berkata , Rasul saw. bersabda, Sungguh Allah Yang Maha Agung di hari kiamat nanti berkata, " Wahai anak Adam (manusia), Aku ini sakit, namun kenapa kamu tidak menjenguk?" Ia ( manusia) berkata, " Wahai Tuhanku, bagaimana bisa aku menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Tuhan Pengurus Alam". Dia berkata, " Tidak tahukah kamu, bahwa sesungguhnya hamaba-Ku Si Fulan sakit, sementara kamu tidak menjenguknya? Tidak tahukah kamu, andai kamu menjenguknya , tentu kamu akan mendapatkan Aku berada di dekatnya", ( Hadits Riwayat Muslim ).

  فعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ( إِذَا حَضَرْتُمُ الْمَرِيضَ، أَوِ الْمَيِّتَ، فَقُولُوا خَيْرًا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ ) رواه مسلم .             

Dari  Ummi Salamah, dia berkata, Rasul saw. bersabda, " Jika kamu hadir ( menjenguk) orang yang sakit, atau melawat orang yang meninggal, maka berkata baiklah. Sungguh Malaikat mengamini apa yang kamu katakan". ( Hadits Riwayat Muslim).

Fiqhhu al-Hadits

(a) Dua hadits di atas,  ( sangat) menganjurkan kepada kita supaya menjenguk orang yang sedang sakit.

( b ) Ketika kita sudah berada di tengah orang yang yang sakit, hendaknya berkata baik : memberi nasihat supaya tabah, sabar serta tawakal dan yang lebih penting mendo'akan dia ( dengan do'a-lebih utama- yang dicontohkan Rasulullah saw.).

(c) Sekali-sekali jangan berkata jelek di hadapan orang yang sakit, karena do'anya diamini Malaikat (didengar Allah).

(d) Karena Allah dekat dengan orang yang sakit dan do'anya didengar oleh-Nya, Syeikh Utsaimin berkata, "

وهذا يدل على قرب المريض من الله عز وجل، ولهذا قال العلماء: إن المريض حري بإجابة الدعاء إذا دعا لشخص، أو دعا على شخص.                                                 
    
( Hadis ) ini menunjukkan, bahwa orang yang sakit dekat dari Allah . Untuk itu para ulama berkata, " Orang yang sakit sungguh do'anya cepat diijabah ( dikabulkan ), jika ia berdo'a untuk orang ( pada umumnya ) atau khusus bagi orang tertentu .

Untuk Guru, Kakak dan Sahabatku, Dr. H. Jazimi M.Pd. semestinya saya hadir menjenguk langsung kepada bapak yang tengah diberi cobaan oleh Allah, namun karena tersebab sesuatu  dan lain hal, saya tidak bisa melaksanakannya. Hanya bisa berdo' dari jauh  : اللهم يا من أذهب البأس، اشفِ عبدك ( Ya Allah, Ya Dzat Yang Maha Penghilang segala penyakit, sembuhkanlah hamba-Mu-Dr. H. Jazimi".

Terakhir

Sebagaimana dituturkan hadits dan pendapat para ulama di atas, bahwa orang yang sedang sakit diakrabi oleh Allah dan do'anya mustajab. Untuk itu, spesial kepada guru, kakak dan sahabatku Dr. H. Jazimi, M. Pd.  "SAYA MEMINTA KESEDIAAN BAPAK UNTUK BERDO'A KEPADA ALLAH BUAT KEBAIKAN DAN KEMASLAHATAN HIDUP SAYA".

جعلنا الله واياكم من الصابرين

 

By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
 

 

Read More

QS. Al-Waqi'ah 56: 1-3.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 06, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Waqi'ah 56: 1-3.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِذَا وَقَعَتِ الْوَا قِعَةُ 
"Apabila terjadi hari Kiamat,"

لَيْسَ لِـوَقْعَتِهَا كَا ذِبَةٌ 
"terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal)."

خَا فِضَةٌ رَّا فِعَةٌ 
"(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Apabila hari kiamat yang telah diancamkan Allah kepada manusia melalui lisan para rasul-Nya itu benar-benar terjadi.

2. Maka tidak ada seorang pun yang dapat mendustakan serta menyangkal kejadiannya karena setiap orang benar-benar menyaksikan dan merasakannya langsung sehingga tidak ada alasan apa pun yang dapat digunakan untuk mengingkarinya.

3. Keguncangan serta huru-hara pada hari kiamat menjadikan satu golongan, yakni golongan orang-orang kafir yang gemar bermaksiat, direndahkan derajatnya dan golongan yang lain, yakni orang-orang yang beriman dan beramal baik, ditinggikan derajatnya.Wallaahu A'lam

 

 By - Dr. Muhamad Afif, M.A

Read More

Merawat Akal Sehat

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 06, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


Merawat Akal Sehat



 “Pena catatan amal diangkat dari tiga orang: dari anak kecil sampai dia baligh, dari orang gila sampai ia waras, dari orang yang tidur sampai ia bangun.” (HR. Abu Daud)

Fungsi akal dalam agama Islam sangat penting. Sehingga sehat serta berfungsinya akal seseorang menjadi syarat seseorang mendapatkan beban syariat atau taklif. Oleh karenanya di dalam hadits di atas orang yang jiwanya terganggu berat karena gila, anak kecil yang akalnya belum berfungsi sempurna, dan orang yang akalnya sedang mode tidak aktif seperti saat tidur, tidak berlaku taklif sampai akalnya berfungsi secara sempurna.

Betapa penting kedudukan akal dalam Islam sehingga Alquran sebagai wahyu dari sisi Allah ditujukan kepada orang-orang yang berakal atau yang menggunakan akalnya (QS. 38: 43). Jika akalnya tidak waras seperti orang gila atau tidak berfungsi secara sempurna seperti anak-anak atau akalnya dalam mode tidak aktif seperti orang yang sedang tidur maka tidak dibebani kewajiban syariat.

Walaupun kedudukan akal sangat penting dalam hubungannya dengan ajaran Islam dan tentunya juga penting dalam hubungannya dengan kehidupan manusia secara umum. Tetapi masih banyak yang tidak menjaga kesehatan akal dengan baik walaupun akalnya masih berfungsi normal.

Akal yang benar-benar sehat itu yang bisa mengenali dan mengimani wujud Allah, mengetahui dan memegangi kebenaran, serta menciptakan kedamaian dan kemakmuran di bumi. Tetapi karena sebab tertentu akal malah menentang dan mengingkari kebenaran serta mendukung dan membela kebatilan yang menandakan akal tidak dalam keadaan sehat. Ketidak sehatan akal ini disebabkan banyak faktor, diantaranya:

Pertama, Tidak dilatih untuk mengenali dan mengetahui kebenaran tetapi dilatih untuk membela paham, kelompok, tokoh, pemimpin dan sebagainya. Akibatnya, akal tidak berfungsi secara baik. Fungsi akal disetting dan diformat untuk membela mati-matian paham, kelompok, atau tokoh pujaannya tanpa memperhatikan benar dan salahnya. Akal akhirnya menjadi berkurang kesehatannya.

Ketidak sehatan akal jenis ini terjadi saat pelatihan dan pengkaderan baik di tingkat sekolah atau tingkat Perguruan Tinggi. Saat pelatihan dan pengkaderan siswa dan mahasiswa akalnya disetting dan diformat sesuai penyelenggara. Jika penyelenggaranya berafiliasi ke Parpol, OKP, Ormas atau Ormawa, maka pesertanya akan dibuat menjadi pembela setia semua itu, salah atau benar.

Maka lahirlah pribadi yang fanatik buta. Salah atau benar dibela. Bangsa apalagi agama diletakkan dibelakang Parpol, OKP, Ormas, Ormawa dan tokohnya. Kalau bicara di internal mode  narasinya tentang sektarian, primordialisme, egoisme kelompok dan pribadi, serta kekuasaan. Tetapi saat bicara di ekternal mode bicaranya tentang nasionalisme, patriotisme, Pancasila dan NKRI. Nyata sekali akalnya tidak sehat sehingga menipu diri sendiri, bangsa bahkan Allah dengan narasi keagamaan dan kebangsaan.

Kedua, Akal tumbuh di dalam lingkungan yang berlaku di dalamnya budaya yang buruk seperti malas, tidak jujur, tidak tanggung jawab, dan sebagainya. Budaya buruk seperti ini membuat fungsi akal tidak maksimal bahkan tidak sehat. Akal tidak didorong dan dipaksa untuk berfungsi dengan baik. Akal tidak dilatih menghasilkan pemikiran yang berbobot. Akal tidak dipacu kreatif dalam menghadapi dan mengatasi tantangan dan rintangan. Akal tidak didorong menghasilkan solusi yang brilian.

Akhirnya lahir sikap untuk apa berpikir keras dan mendalam. Untuk apa berjuang serius sampai memeras tenaga dan pikiran. Untuk apa lelah-lelah menguras biaya dan pikiran. Kalau pada akhirnya hasilnya sama dengan yang menempuh jalan yang tidak jujur dan tidak bertanggung jawab. Kalau yang rajin dan yang malas sama-sama lulus dengan nilai yang sama dengan waktu kelulusan yang sama bahkan lebih cepat. Budaya yang begini membuat akal kehilangan kesehatannya.

Ketiga, Akal tidak dilatih bertukar pikiran dan gagasan dengan kelompok yang berbeda. Akal hanya dipaksa untuk menerima pikiran yang sama dari orang-orang yang sama dan dari kelompok yang sama. Akibatnya akal hanya mendapatkan masukan dari orang dan kelompok yang sama. Wawasannya sempit tidak luas dan komprehensif. Akalnya seperti katak dalam tempurung. Merasa paling nyaring suaranya padahal di luar ada hewan lain yang lebih nyaring suaranya. Akalnya menjadi tidak sehat.

Merasa diri yang paling benar, paling baik, paling tahu segala hal, paling suci, paling canggih argumentasi dan logikanya. Padahal walaupun lebih unggul dari yang lain yang ada di kelompoknya, itu karena yang dihadapinya orang-orang yang sama pandangan dan idiologinya. Padahal kalau diskusinya dengan banyak kelompok dengan latar belakang pandangan dan idiologi yang berbeda bisa jadi hanya seperti setetes air di antara sebelanga air.

Keempat, Akal tercemar oleh sikap dan pandangan pragmatisme. Secerdas apa pun akal, jika sudah terjangkit virus pragmatisme maka akan menjadi tidak sehat. Akal hanya akan digunakan untuk membela apa yang dinilainya memberikan manfaat dan keuntungan bagi dirinya. Akal menjadi layu di saat waktunya berkembang.

Tidak perduli benar atau salah kalau itu menguntungkan akan dibela habis-habisan dengan mengerahkan semua kemampuan pikirannya tapi tidak sampai mati-matian. Orang yang pragmatis paling takut dengan kematian. Kematian itu hal yang paling menyeramkan dalam hidupnya. Kematian dinilai hal paling tidak bermanfaat dan menguntungkan untuk kehidupan di dunia.

Sikap pragmatisme membuat akal menjadi kehilangan kesehatannya, sehingga tidak dapat memisahkan yang benar dan yang salah walaupun bisa membedakan keduanya. Kebenaran dan kesalahan bisa dipertukarkan sesuai kepentingan. Bahkan karena pragmatisme kecerdasan mengabdi kepada kebodohan. Akal menjadi hilang kesehatannya.

Kelima, Akal diselimuti maksiat dan dosa. Ketika akal diselimuti maksiat dan dosa akal tersandera sehingga kemampuan akal menjadi menurun. Maksiat dan dosa membuat akal kehilangan daya kritisnya bahkan bisa menjadikan akal dikendalikan oleh pikiran dan kemauan orang lain yang memegang kartu trufnya. Akal tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih kebenaran serta menyuarakannya. Akhirnya akal menjadi tidak sehat.

Semakin banyak maksiat dan dosa yang dilakukan semakin lemah daya akal. Semakin lemah daya akal semakin mudah tersandera. Yang mengatur akal bukan kesadaran diri dan kesehatan akal tetapi rasa takut atas tekanan pihak lain yang sewaktu-waktu bisa menimpakan keburukan kepadanya. Bisa merebut kesenangan dan kenikmatan yang sedang dinikmatinya. Bisa menjatuhkan kemuliaan dan kehormatan yang sedang dinikmatinya. Akal akhirnya menjadi tidak sehat.

Keenam, Akal dikuasai oleh perasaan benci dan dengki. Ketika akal dikuasai benci dan dengki membuat akal dikendalikan oleh kemarahan, sehingga fungsi berfikir akal menjadi lemah dan terganggu untuk menilai benar dan salah serta baik dan buruk. Akibatnya akal menjadi tidak sehat kondisinya. Baginya berlaku pepatah, musuh dari musuhku adalah temanku. Menyebar kebohongan, menebar fitnah dan mengadu domba jadi kegemaran.

Karena benci dan dengki, musuh dijadikan kawan dan kawan jadikan musuh. Saudara dijadikan musuh, musuh dijadikan saudara. Siapapun boleh mendapatkan nikmat, kemuliaan dan kejayaan asalkan bukan orang yang dibenci dan didengkinya. Akal menjadi tidak sehat sehingga tidak lagi melihat kebenaran. Ajaran agama dan nilai akhlak tidak diperhatikan. Yang penting kebencian dan kedengkiannya bisa dipuaskan. Bukan hanya merusak akal, tetapi juga merusak aqidah, agama, amal shaleh.

Akal yang sehat itu anugerah terbesar yang Allah berikan kepada manusia. Dengan anugerah ini manusia menjadi makhluk yang sangat istimewa dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dimuliakan dan dilebihkan dengan kelebihan yang sempurna dari makhluk lainnya. Allah berfirman, artinya:

 “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa’ : 70).

Seharusnya anugerah ini dijaga agar tetap dalam kesehatannya. Agar berfungsi dan berperan sesuai dengan tujuan dari Allah yang menganugerahkannya. Yakni untuk mengenal Allah, mengenal kebenaran serta mendukungnya, dan menghadirkan keselamatan dan kedamaian bagi semesta alam. Jika akal dipergunakan sebaliknya, maka manusia sama dengan hewan ternak bahkan lebih hina dan sesat lagi. Allah berfirman, artinya:

 "Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (QS. 7: 179) Wallaahu A'lam.

 

 By - Dr. Muhamad Afif, M.A

Read More

ACARA MUNGGAHAN MENJELANG BULAN SUCI RAMADHAN ( Tradisi Kearifan Lokal Pada Masyarakat Sunda)

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 06, 2024NgoPi Tidak ada komentar


 ACARA  MUNGGAHAN MENJELANG BULAN SUCI RAMADHAN ( Tradisi Kearifan Lokal Pada Masyarakat Sunda)

Seorang filsuf logika modern dan sekaligus pembawa wawasan baru yang memicu lahirnya perkembangan revolusioner dalam ilmu logika, Friedrich Ludwig Gottlob Frege (  1848-1925 ), mengatakan, bahwa  "kebenaran itu sangat fundamental (dasar, esensial) sehingga tidak bisa didefinisikan".

Andai kebenaran tidak bisa didefinisikan, sedang definisi merupakan titik awal untuk membedah postur kebenaran, berarti kebenaran sama dengan tidak ada. Supaya ada dan harus diusahakan ada, maka saya mencoba mendefinisikan kebenaran adalah sesuatu yang versi kaidah kefitrian manusia ketika ia dieksekusi pada tataran riil di lapangan membawa nilai manfaat dan tidak berseberangan dengan realita yang ada.

Kebenaran yang dimaksud tentu bersifat filosofistik.  Namun tetap dilegalisir adanya. Misalnya dalam diskursus pemikiran Hukum Islam dikenal terminologi " 'Uruf",  yakni sebuah adat kebiasaan positif yang dilestarikan oleh masyarakat secara turun temurun.

Dalam konteks realita kaitannya dengan kedatangan bulan suci Ramadhan, pada masyarakat Sunda  khususnya, kita mengenal tradisi " Munggahan ". Itu sudah berlangsung lama secara turun temurun. Berasal dari kata " unggah", yang berarti "naik", maka secara gramatikal absah untuk dimaknai, bahwa "Munggahan" adalah sebuah tradisi yang diadakan menjelang kedatangan bulan Ramadhan, dengan agenda acara khas ( antara lain ), makan bersama ( botraman/bancakan) antar keluarga dan sahabat, saling memaafkan, berkunjung ke keluarga yang lebih tua ( dipandang terhormat), ziarah ke kuburan keluarga dan lain sebagainya.

Semua itu di maksudkan, sebagai wujud ekspresi kegembiraan atas datangnya bulan suci Ramadhan, dan sekaligus pula sebagai ajang persiapan untuk meningkatkan prestasi diri menjadi insan yang bertaqwa ( Muttaqin), yang unggul, terhormat dan bermartabat, khususnya di mata Allah.

Bisa jadi, tradisi tersebut dasar filosofinya terinspirasi oleh teks berikut ini yang sudah akrab dengan telinga kaum muslim pada umumnya, yang biasa dibawakan oleh para da'i pada setiap acara pengajian menjelang bulan suci Ramadhan khususnya :

من فرح بدخول رمضان حرم الله جسده على النيران

"Barang siapa yang merasa gembira atas kedatangan bulan suci Ramadhan, maka Allah mengharamkan fisiknya masuk neraka".

Tidak perlu didebatkusirkan ihwal validitas teks tersebut, apa ia sahih, do''if atau maudhu' dan seterusnya. Hanya saja secara pulgar jangan dipastikan, bahwa ia meluncur dari lisan Rasul saw. Jadikan saja sebagai dasar pijakan filosofis, kaitannya dengan kearifan lokal. Karena secara universal Allah menyenangi segala kebaikan dan membenci segala kejahatan.

          والله أعلم بالصواب

 

 By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Rahman 55: 74-78.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 06, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 74-78.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَآ نٌّ 
"Mereka sebelumnya tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jin."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

مُتَّكِـئِيْنَ عَلٰى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَّعَبْقَرِيٍّ حِسَا نٍ 
"Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

تَبٰـرَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَـلٰلِ وَا لْاِ كْرَا مِ
"Maha Suci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Karena mereka selalu berada di dalam kemah-kemah sehingga mereka selalu dalam keadaan terjaga maka tidak satu orang pun baik dari golongan manusia mau pun jin yang pernah menyentuhnya.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Para bidadari itu berkumpul sambil bercengkrama diantara mereka di dalam surga sambil bersandar pada bantal-bantal yang berwarna hijau di atas permadani-permadani yang indah.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

5. Maha Suci Tuhanmu Pemilik keagungan dan kemuliaan zat dan sifat yang telah menganugerahkan nikmat yang berlimpah kepada hamba-hamba-Nya baik di dunia maupun di akhirat.Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

Senin, 04 Maret 2024

QS. Al-Rahman 55: 37-40.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 37-40.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَاِ ذَا انْشَقَّتِ السَّمَآءُ فَكَا نَتْ وَرْدَةً كَا لدِّهَا نِ 
"Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

فَيَوْمَئِذٍ لَّا يُسْئَـلُ عَنْ ذَنْبِۢهٖۤ اِنْسٌ وَّلَا جَآ نٌّ 
"Maka pada hari itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Ketika langit telah terbelah ke dalam banyak bagian dimana bagian-bagian dari langit itu satu dengan lainnya berbenturan dengan hebat dan keras dan begitu juga benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang berhamburan saling bertabrakan yang menghasilkan percikan serta cahaya yang terang sehingga langit warnanya menjadi merah terang berkilauan sehingga nampak seperti kilauan minyak yang memantulkan cahaya lampu.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Maka pada satu kesempatan di alam akhirat setelah jin dan manusia dibangkitkan, pada hari itu mereka tidak ditanya tentang dosa-dosanya karena saat itu tidak diizinkan untuk bicara apa pun atau mengeluarkan suara apa pun sehingga keadaannya demikian senyap dan menegangkan. Tidak ada tanya jawab dan tidak ada juga perdebatan tentang siapa yang bertanggungjawab atas kekafiran serta kemaksiatan yang dilakukan di dunia antara pemimpin dan pengikut dan antara sesembahan dan penyembah.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

QS. Al-Rahman 55: 41-45.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 41-45.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يُعْرَفُ الْمُجْرِمُوْنَ بِسِيْمٰهُمْ فَيُؤْخَذُ بِا لنَّوَا صِيْ وَ الْاَ قْدَا مِ 
"Orang-orang yang berdosa itu diketahui dengan tanda-tandanya, lalu direnggut ubun-ubun dan kakinya."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُوْنَ 
"Inilah Neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang yang berdosa."

يَطُوْفُوْنَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيْمٍ اٰنٍ 
"Mereka berkeliling di sana dan di antara air yang mendidih."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Para pelaku kebaikan dengan pelaku dosa dapat dikenali dari tanda-tanda yang ada pada diri mereka masing-masing, sehingga tanpa berkata apa pun setiap orang dapat dengan mudah mengetahui siapa yang merupakan orang yang beriman dan beramal baik serta siapa yang kafir dan berbuat dosa, maka orang-orang yang berdosa diseret dari ubun-ubun serta kakinya.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?
3. Dikatakan dengan keras dan lantang kepada para penghuni nereka yang saat di dunia mereka mendustakan adanya kehidupan akhirat sehingga hidup mereka larut dalam kekafiran dan kemaksiatan. Inilah neraka Jahannam yang waktu di dunia kamu dustakan keberadaannya saat para nabi Kami memberi peringatan tentangnya.

4. Lalu mereka dibawa berkeliling mengitari neraka Jahannam yang berisi api yang membara serta air yang mendidih sambil diceburkan ke dalamnya agar merasakan betapa pedihnya siksa neraka.

5. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

QS. Al-Rahman 55: 46-49.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 46-49.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلِمَنْ خَا فَ مَقَا مَ رَبِّهٖ جَنَّتٰنِ 
"Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

ذَوَا تَاۤ اَفْنَا نٍ 
"Kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Dan bagi orang-orang yang takut kepada kekuasaan Allah yang tak tertandingi oleh siapa pun sehingga hidupnya selalu diperhatikan betul olehnya agar senantiasa berada dalam ketaatan dengan selalu menjalankan perintah-Nya sehingga mendapatkan pahala dari-Nya dan tidak melakukan perbuatan maksiat serta melanggar larangan-Nya yang dapat membuat-Nya murka sehingga dirinya layak menerima azab-Nya saat menghadap-Nya di akhirat maka Allah sediakan baginya dua surga, yaitu as-sabiqunal muqarrabin dan ashabul yamin.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Dimana surga yang Allah sediakan bagi orang-orang yang takut kepada-Nya itu ditumbuhi oleh berbagai macam pepohonan yang rindang serta indah yang menghasilkan buah-buahan yang enak rasanya.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A

 

Read More

QS. Al-Rahman 55: 50-53.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 50-53.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فِيْهِمَا عَيْنٰنِ تَجْرِيٰنِ 
"Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

فِيْهِمَا مِنْ كُلِّ فَا كِهَةٍ زَوْجٰنِ 
"Di dalam kedua surga itu terdapat aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Di dalam kedua surga itu terdapat dua mata air yang mengalir ke segala penjuru sehingga mudah untuk dijangkau bagi penghuni surga yang memanfaatkannya dan untuk mengairi pohon-pohon taman surga tanpa menimbulkan genangan air.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Di dalam kedua surga itu tersedia aneka jenis buah-buahan yang berbeda bentuk dan sifatnya serta warna dan rasanya menunjukkan perbedaan jenis yang indah.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

QS. Al-Rahman 55: 54-57.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 54-57.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مُتَّكِــئِيْنَ عَلٰى فُرُشٍۢ بَطَآئِنُهَا مِنْ اِسْتَبْرَقٍ ۗ وَجَنَاالْجَـنَّتَيْنِ دَا نٍ 
"Mereka bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutra tebal. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

فِيْهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرْفِ ۙ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَآ نٌّ 
"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Di dalam kedua surga itu para penghuninya bersandar di atas permadani yang indah dan mewah yang bagian dalamnya terbuat dari sutera yang halus dan tebal. Dan di dalam kedua surga itu tersedia buah-buahan yang bermacam-macam bentuk dan rasanya yang pohonnya menjuntai ke bawah dekat dengan jangkauan tangan penghuni surga sehingga bisa langsung dipetik dari pohonnya tanpa susah payah.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Di dalam surga itu tinggal bidadari-bidadari yang indah dan cantik yang menjaga pandangannya dari segala sesuatu yang dilarang memandangnya, yang menjaga tubuhnya dari jamahan pikiran cabul apalagi tangan kotor dan bejat sehingga tidak satu orang pun baik dari golongan manusia mau pun jin yang pernah menyentuhnya.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

QS. Al-Rahman 55: 58-61.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 58-61.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كَاَ نَّهُنَّ الْيَا قُوْتُ وَا لْمَرْجَا نُ 
"Seakan-akan mereka itu permata yakut dan marjan."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

هَلْ جَزَآءُ الْاِ حْسَا نِ اِلَّا الْاِ حْسَا نُ 
"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Keadaan bidadari-bidadari cantik di dalam surga itu seperti permata yakut dan marjan yang indah berkilau yang jika dilihat menyenangkan hati dan tidak membosankan.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Tidak ada balasan yang layak bagi kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang yang takut kepada Allah kecuali kebaikan pula.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

QS. Al-Rahman 55: 62-65.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 62-65.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمِنْ دُوْنِهِمَا جَنَّتٰنِ 
"Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

مُدْهَآ مَّتٰنِ 
"Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Selain dari dua surga itu yang keadaan dan sifatnya telah dijelaskan terdapat dua surga lagi yang keadaan dan sifatnya di bawah dari dua surga sebelumnya.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Kedua surga itu ditumbuhi oleh pohon-pohonan yang tidak berbuah yang rindang daunnya sehingga surga itu terlihat hijau tua warnanya.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

QS. Al-Rahman 55: 66-69.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 66-69.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فِيْهِمَا عَيْنٰنِ نَضَّا خَتٰنِ 
"Di dalam keduanya (surga itu) ada dua buah mata air yang memancar."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

فِيْهِمَا فَا كِهَةٌ وَّنَخْلٌ وَّرُمَّا نٌ 
"Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma, dan delima."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Di dalam kedua surga itu terdapat dua mata air yang memancar tetapi tidak mengalir ke segala penjuru tempat di surga.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Di dalam kedua surga itu tersedia buah-buahan yang beraneka bentuk dan rasanya, dan juga kurma dan delima.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

QS. Al-Rahman 55: 70-73.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 70-73.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فِيْهِنَّ خَيْرٰتٌ حِسَا نٌ 
"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

حُوْرٌ مَّقْصُوْرٰتٌ فِى الْخِيَا مِ 
"Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Di dalam surga itu ditinggali oleh bidadari-bidadari yang bersikap baik dan berparas jelita.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Bidadari-bidadari itu diam di dalam kemah-kemah karena tidak suka berkeliaran di luar rumah untuk mempertontonkan diri sehingga terjaga dari memandang dan dipandang.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan? Wallaahu A'lam

 

 Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A


Read More

Ketika Rajanya Pendusta Berkata Jujur

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024NgoPi Tidak ada komentar




 "Mereka (setan) turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa," (QS. 26: 222)

Yang pantas mendapatkan julukkan rajanya para pendusta itu setan. Sehingga sebagai rajanya pendusta wajar sekali yang dijadikan pengikut dan pendukungnya juga para pendusta. Sehingga yang didatangi dan dikunjungi setan itu para pendusta seperti yang diterangkan di dalam QS. 26: 222 di atas.

Jika setan menyampaikan hal-hal yang baik atau menjanjikan hal-hal yang baik maka dapat dipastikan itu bohong untuk memperdaya dan menipu manusia agar jatuh dalam kesesatan dan kemungkaran. Tipu daya setan dalam menyesatkan manusia ini diterangkan di dalam QS. 15: 39-40, artinya:

 "Iblis berkata, "Ya Rabb-ku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash di antara mereka." (QS.15: 39-40)

Banyak manusia yang tertipu dan terperdaya oleh setan dari semua golongan dan kelompok termasuk dari kalangan umat Islam tetapi hanya orang beriman yang ihklas dalam beragama yang tidak menjadi korban kebohongan dan tipu daya setan. Ikhlas menjadi prisai dari kebohongan dan tipu daya setan baik dari jenis jin maupun jenis manusia dijelaskan dalam ayat Alquran berikut, artinya:

 "Iblis menjawab, "Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." (QS. 38: 82-83)

 "Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang ikhlas tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat." (QS. 15: 42)

Ada satu riwayat yang menjelaskan satu kisah yang menarik, sebuah kisah yang menunjukkan keganjilan dari kebiasaan setan yang suka berbohong dan menipu manusia karena setan bicara benar perihal dirinya. Setan yang berwujud seorang laki-laki membongkar kelemahan dirinya kepada salah seorang sahabat Nabi Abu Hurairah tentang cara penjagaan diri dari setan.

Mendapatkan penjelasan seperti itu Abu Hurairah tidak langsung percaya, kemudian beliau menghadap Rasulullah untuk menanyakan kebenaran informasi yang diterimanya. Inilah ketulusan iman Abu Hurairah dan tentu sahabat Nabi yang lain sehingga ketika mendapatkan informasi atau menyaksikan satu peristiwa atau mendapati satu persoalan selalu menghadap Rasulullah untuk mendapatkan fatwanya. Dan setelah mendengarkan apa yang disampaikan Abu Hurairah Rasulullah membenarkan apa yang disampaikan Abu Hurairah sambil memberi tahu bahwa yang mengatakan kepada dirinya itu setan si raja bohong.

Kisah ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, artinya:

 "Jika kamu beranjak ke tempat tidurmu maka bacalah ayat Al-Kursiy, karena kamu akan selalu mendapat penjagaan dari Allah, dan syaitan tidak akan mendekatimu sampai pagi. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Abu Hurairah: "Ia jujur kepadamu dan ia adalah pembohong, dia itu adalah setan." (HR. Bukhari)

Ciri orang beriman yang ikhlas dalam beragama itu yang paling mudah dilihat adalah mengembalikan segala persoalan atau urusan agama yang masih samar atau diperselisihkan kepada Allah dan Rasulullah atau kepada Alquran dan Sunnah Nabi. Ini sesuai dengan firman Allah, artinya:

 "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan). Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan ia kepada Allâh (Al-Qur`an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allâh dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya." (QS. 4: 59)

Misalnya, jika ada yang memperdebatkan masalah boleh tidaknya praktik LGBT. Kembalikan kepada Alquran dan hadits apakah boleh atau tidak praktik LGBT. Kalau Alquran dan Hadits mengharamkan praktik LGBT maka sampai kiamat nanti praktik LGBT tetap Haram. In syaa Allah siapa yang menjadikan Alquran dan Hadits sebagai pedoman dan panduan maka tidak akan tersesat dan disesatkan oleh dusta dan tipu daya setan baik dari jenis jin maupun jenis manusia.

Jika suatu perkara tidak dijumpai pada Alquran dan sunnah Nabi maka carilah jawabannya kepada sunnah sahabat. Jika masih juga tidak juga dijumpai maka carilah pandangan ulama salaf yang lurus seperti para imam Mazhab fiqih yang empat atau ulama salaf lain yang lurus. Karena para sahabat serta para ulama salaf yang lurus sangat akrab dengan Alquran dan sunnah Nabi serta ilmunya mumpuni sehingga hasil ijtihadnya betul-betul didasarkan kepada Alquran dan sunnah Nabi bukan menurut hawa nafsu serta bukan mencari keuntungan duniawi.

Sebaliknya siapa pun yang tidak ikhlas dalam beragama sehingga lebih mengikuti langkah setan dan dorongan hawa nafsu dari pada mengikuti ketetapan Allah dan  Rasulullah, maka akan tersesat dan disesatkan oleh setan si raja bohong. Oleh karenanya ikhlaslah dalam beragama agar tidak jadi korban si raja bohong dan pasukannya dengan cara mentaati ketetapan Allah dan Rasulullah yang terkandung di dalam Alquran dan sunnah Rasul. Allah berfirman, artinya:

 “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. 33: 36)

Sebagai bentuk keperdulian Rasulullah yang tulus atas keselamatan umatnya di dunia dan di akhirat maka Rasulullah berwasiat kepada umatnya agar berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah Nabi jika tidak ingin tersesat dalam mengarungi kehidupan di dunia oleh kebohongan serta tipu daya siapa pun yang suka berbohong, suka menipu dan suka memperdaya. Rasulullah bersabda, artinya:

 “Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik, Al-Hakim, Al-Baihaqi). Wallaahu A'lam.

 

 By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

 

Read More

SEKEDAR WUJUD REPLEKTIF

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024NgoPi Tidak ada komentar

 



                                             
Tuhan, eksis pada zona frekuensi hakikat yang menembus batas atmosfer dari segala puncak ikhtiar yang kita bangun ( واليه ترجع الأمور ). Konsekuensi ekstrimnya, maka selembut dan sehalus apapun geliat getar yang bertingkah di ruang hati, pasti tersadap vulgar oleh-Nya, ( إنه عليم بذات الصدور ).

Dia mampu menembus demikian detil pada segala relung kita. Sementara kita sungguh absurd berlaku serupa terhadap diri-Nya. Mengingat, terhijab oleh pilar baja hakikat yang ultra tebal, ( هو يدرك الابصار ولا تبصره الابصار ).
                       
Maka sesungguhnya, kita ini mesti merapat di mana? Apa pada dimensi diri-Nya, atau merdeka di area sendiri dan atau berkongsi dengan-Nya، ( هو معنا أو نحن معه ) ?

Ini tidak lain, hanya sebatas wujud replektif  risiko kemestian ( دلالة التزامية) dari sebuah jargon postulat : "Al-Insan Hayawaanun Naatiq".

والله أعلم بالصواب.              


By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag

Read More

QS. Al-Rahman 55: 74-78.

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024KasiH Tidak ada komentar

 


 🌷 K A S I H
( Kajian Ayat Suci Alquran Harian)

QS. Al-Rahman 55: 74-78.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَآ نٌّ 
"Mereka sebelumnya tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jin."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

مُتَّكِـئِيْنَ عَلٰى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَّعَبْقَرِيٍّ حِسَا نٍ 
"Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah."

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ 
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

تَبٰـرَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَـلٰلِ وَا لْاِ كْرَا مِ
"Maha Suci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan."

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas:

1. Karena mereka selalu berada di dalam kemah-kemah sehingga mereka selalu dalam keadaan terjaga maka tidak satu orang pun baik dari golongan manusia mau pun jin yang pernah menyentuhnya.

2. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

3. Para bidadari itu berkumpul sambil bercengkrama diantara mereka di dalam surga sambil bersandar pada bantal-bantal yang berwarna hijau di atas permadani-permadani yang indah.

4. Maka nikmat Tuhan-mu yang banyak jumlah dan bentuk serta ukuran dan jenisnya yang telah dianugerahkan kepadamu yang manakah yang kamu dustakan?

5. Maha Suci Tuhanmu Pemilik keagungan dan kemuliaan zat dan sifat yang telah menganugerahkan nikmat yang berlimpah kepada hamba-hamba-Nya baik di dunia maupun di akhirat.Wallaahu A'lam

 

Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A

Read More

ACARA MUNGGAHAN MENJELANG BULAN SUCI RAMADHAN ( Tradisi Kearifan Lokal Pada Masyarakat Sunda)

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenMaret 04, 2024NgoPi Tidak ada komentar


Seorang filsuf logika modern dan sekaligus pembawa wawasan baru yang memicu lahirnya perkembangan revolusioner dalam ilmu logika, Friedrich Ludwig Gottlob Frege (  1848-1925 ), mengatakan, bahwa  "kebenaran itu sangat fundamental (dasar, esensial) sehingga tidak bisa didefinisikan".

Andai kebenaran tidak bisa didefinisikan, sedang definisi merupakan titik awal untuk membedah postur kebenaran, berarti kebenaran sama dengan tidak ada. Supaya ada dan harus diusahakan ada, maka saya mencoba mendefinisikan kebenaran adalah sesuatu yang versi kaidah kefitrian manusia ketika ia dieksekusi pada tataran riil di lapangan membawa nilai manfaat dan tidak berseberangan dengan realita yang ada.

Kebenaran yang dimaksud tentu bersifat filosofistik.  Namun tetap dilegalisir adanya. Misalnya dalam diskursus pemikiran Hukum Islam dikenal terminologi " 'Uruf",  yakni sebuah adat kebiasaan positif yang dilestarikan oleh masyarakat secara turun temurun.

Dalam konteks realita kaitannya dengan kedatangan bulan suci Ramadhan, pada masyarakat Sunda  khususnya, kita mengenal tradisi " Munggahan ". Itu sudah berlangsung lama secara turun temurun. Berasal dari kata " unggah", yang berarti "naik", maka secara gramatikal absah untuk dimaknai, bahwa "Munggahan" adalah sebuah tradisi yang diadakan menjelang kedatangan bulan Ramadhan, dengan agenda acara khas ( antara lain ), makan bersama ( botraman/bancakan) antar keluarga dan sahabat, saling memaafkan, berkunjung ke keluarga yang lebih tua ( dipandang terhormat), ziarah ke kuburan keluarga dan lain sebagainya.

Semua itu di maksudkan, sebagai wujud ekspresi kegembiraan atas datangnya bulan suci Ramadhan, dan sekaligus pula sebagai ajang persiapan untuk meningkatkan prestasi diri menjadi insan yang bertaqwa ( Muttaqin), yang unggul, terhormat dan bermartabat, khususnya di mata Allah.

Bisa jadi, tradisi tersebut dasar filosofinya terinspirasi oleh teks berikut ini yang sudah akrab dengan telinga kaum muslim pada umumnya, yang biasa dibawakan oleh para da'i pada setiap acara pengajian menjelang bulan suci Ramadhan khususnya :

من فرح بدخول رمضان حرم الله جسده على النيران

"Barang siapa yang merasa gembira atas kedatangan bulan suci Ramadhan, maka Allah mengharamkan fisiknya masuk neraka".

Tidak perlu didebatkusirkan ihwal validitas teks tersebut, apa ia sahih, do''if atau maudhu' dan seterusnya. Hanya saja secara pulgar jangan dipastikan, bahwa ia meluncur dari lisan Rasul saw. Jadikan saja sebagai dasar pijakan filosofis, kaitannya dengan kearifan lokal. Karena secara universal Allah menyenangi segala kebaikan dan membenci segala kejahatan.

          والله أعلم بالصواب

 

By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag 

Read More
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Cari Blog Ini

Postingan Populer

  • QS. At Thur 52: 27-28.
      🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. At Thur 52: 27-28. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا ...
  • Layanan Repository Open Access erguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)
      Daftar Kampus yang menerapkan layanan repository open access berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang berada di ...
  • QS. As-Shaff 61: 6-7.
       🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. As-Shaff 61: 6-7. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَاِ ذْ قَا لَ عِيْسَى ابْ...
  • REGENERASI DAN ESTAFETA  KEPEMIMPINAN VERSI ILMU SHARAF
                                                                                         اعلم أن التصريف فى اللغة التغيير ، وفى الصناعة تحويل ال...
  • Ibadah Puasa Melindungi Koruptor
     “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’’ (QS. 2:...
  • QS. Al-Waqi'ah 56: 68-70.
     🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. Al-Waqi'ah 56: 68-70. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اَفَرَءَيْتُمُ الْمَ...
  • DARI PLAY OFF MENJADI "REAL OFF"
      DARI PLAY OFF MENJADI "REAL OFF"  ( Dasar Nasib, Kalah Lagi Kalah Lagi). Sekali lagi saya katakan, bahwa kita terlalu terninabob...
  • Apa Itu AI (Artificial Intelligence)
       AI atau kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merujuk pada kemampuan mesin atau komputer untuk meniru kecerdasan manusia dalam mela...
  • QS. Al-Waqi'ah 56: 63-67.
     🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. Al-Waqi'ah 56: 63-67. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اَفَرَءَيْتُمْ مَّا ...
  • AHMAD SYAUQI : GURU SEBAGAI RASUL PENYAMBUNG LIDAH AMANAT ALLAH  ( Selamat Hari Guru Nasional Ke-29 - 25 November 1994-2023)
      Ketika sebuah kosakata, termenologi, idiom atau struktur kekataan lainnya dilingkung aneka corak makna leksikal, sesungguhnya di situ leta...

Kunjungan

Flag Counter

Total Pengunjung

Categories

  • Informasi (5)
  • KasiH (68)
  • NgoPi (66)

Pages

  • Beranda

Blog Archive

  • ▼  2024 (113)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (47)
    • ►  April (22)
    • ▼  Maret (29)
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 38-40.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 35-37.
      • 15 MARET : SELAMAT HARI TIDUR SEDUNIA (World Sleep...
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 22-24.
      • RAMADHAN : BULAN MALAIKAT METAFORIS ( Potret Telaa...
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 19-20.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 15-18.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 11-14.
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 7-10.
      • SIAPA ORANG PINTAR DAN ORANG BODOH ITU ?
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 4-6.
      • DO'A DARI SAYA DAN BERHARAP DO'A DARI BAPAK
      • QS. Al-Waqi'ah 56: 1-3.
      • Merawat Akal Sehat
      • ACARA MUNGGAHAN MENJELANG BULAN SUCI RAMADHAN ( T...
      • QS. Al-Rahman 55: 74-78.
      • QS. Al-Rahman 55: 37-40.
      • QS. Al-Rahman 55: 41-45.
      • QS. Al-Rahman 55: 46-49.
      • QS. Al-Rahman 55: 50-53.
      • QS. Al-Rahman 55: 54-57.
      • QS. Al-Rahman 55: 58-61.
      • QS. Al-Rahman 55: 62-65.
      • QS. Al-Rahman 55: 66-69.
      • QS. Al-Rahman 55: 70-73.
      • Ketika Rajanya Pendusta Berkata Jujur
      • SEKEDAR WUJUD REPLEKTIF
      • QS. Al-Rahman 55: 74-78.
      • ACARA MUNGGAHAN MENJELANG BULAN SUCI RAMADHAN ( T...
    • ►  Januari (14)
  • ►  2023 (32)
    • ►  Desember (32)

Copyright © Blog Ilmiah Digital Dosen | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Free Blogger Templates