Paling tidak berciri khas kental : usianya masih muda, fisikanya stabil, daya gedornya kuat, keberaniannya tangguh dan yang paling pasti memiliki tekad, niat serta cita-cita luhur yang membaja. Itulah dia "Pemuda". Bicara pemuda, tak ubahnya ibarat kidung lawas yang telah renta usianya di atas panggung sejarah peradaban manusia di dunia.
Berkait dengan alur konteks di atas-spesial bagi kaum muslim-memori serta ingatan mereka tidak akan pernah lekang terbakar matahari, hanyut disapu badai dan pudar disadur zaman akan kisah Ashabul Kahfi yang sungguh fenomenal. Saking betapa fenomenal kisah Ashabul Kahfi tersebut, hingga diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur'an dengan nama Surat Al-Kahfi.
Ashabul Kahfi adalah 7 ( tujuh ) pemuda yang dengan jiwa militansi serta tekad dan semangat religiusitasnya, mereka melakukan perlawanan sengit kepada sang penguasa lalim yang bengis dan diktator (Raja Daqyanus), yang memaksa mereka supaya mengikuti akidahnya. Daripada harus tunduk, mereka lebih memilih kabur. Atas izin Allah, mereka diselamatkan oleh-Nya dan ditidurkan ( diistirahatkan ) di sebuah Goa lebih kurang selama 309 (tiga ratus sembilan) tahun, ( lihat, Al-Kahfi : 13-16).
Sekali lagi, Ashabul Kahfi secara spesifik bicara soal ketangguhan mentalitas para pemuda ketika berjuang mati-matian untuk membela kebenaran, apapun taruhanhya. Dalam rentang usia, bicara ihwal pemuda identik dengan bicara soal pelajar. Untuk itu, kisah Ashabul Kahfi di atas, ruh semangat pembelajarannya, kita singgungkan dengan peristiwa 84 ( delapan puluh empat) tahun yang lalu (1939-2023).
Tanggal 17 November diabadikan sebagai Hari Hari Pelajar Internasional ( Internasional Student Day). Adapun titik alasan kenapa tanggal tersebut diabadikan sebagai Hari Pelajar Internasional ? Karena terjadi peristiwa yang luar biasa. Yakni ratusan bahkan ribuan aktivitas pelajar (mahasiswa) mengadakan perlawanan kepada pihak Nazi yang melakukan penyerbuan terhadap Universitas Praha di Cekoslovakia pada tahun 1939. Dalam peristiwa tersebut, ribuan pelajar ( mahasiswa) gugur demi membela eksistensi universitas ( pendidikan) mereka. Untuk pertama kalinya, pada tahun 1941 Dewan Pelajar Internasional berkumpul di London Inggris, untuk memperingati Hari Pelajar Internasional tersebut, sebagai bukti serta wujud apresiatif serta empati terhadap perjuangan mereka dalam membela kebenaran ( pendidikan) .
Dalam konteks Indonesia dan keindonesiaan, kita jadikan Hari Pelajar Internasional ( Internasional Student Day) sebagai momen untuk membangun etos kreativitas, semangat pembelajaran dan peningkatkan mutu akademis di segala lini. Karena di tangan para pemuda ( pelajar/ mahasiswa), nasib bangsa dan negara dipertaruhkan.
Selamat Hati Pelajar Internasional. Pemuda Hari Ini adalah Pemimpin Masa Depan ( شبان اليوم رجال الغد).
والله أعلم بالصواب.
.By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
0 comments:
Posting Komentar