Al-Jannah, yang sudah akrab dan kental dengan sebutan "Surga", versi bahasa, arti orsinilnya adalah "gelap". Kok gelap, bukankah Surga itu indah, sedap dipandang mata serta asyik dinikmati rasa? Ya, betul. "Gelap" yang dimaksud, adalah seolah inderawi-bahkan getar hati sekalipun -menjadi tertutup hingga tidak berdaya untuk membayangkan, bahwa Surga itu betapa amat sangat serta ultra indah.
Namun betapapun terlukis seperti di atas, ia ( Surga) akan tersulap menjadi sunyi dan sepi manakala tanpa kehadiran anak-anak. Mereka ( anak-anak ) adalah musik abadi yang senantiasa mengalunkan tembang merdu nan syahdu, hingga suasana iklim kehidupan di sana menjadi semakin hangat dan damai. Anak-anak yang tampak segar abadi, mereka berkeliling seraya membawa baki makanan dan gelas minuman ( al-Waqi'ah : 18 ). Mereka terlihat seperti mutiara yang bertebaran ( al-Insan : 19).
Allahu Akbar, betapa fitri, agung serta mulia keberadaan anak-anak. Oleh Allah jauh-jauh hari mereka telah diposisikan sebagai fanorama di Surga.
Pada tataran bumi, sebagai wujud apresiatif terhadap anak, maka untuk pertama kali dalam sejarah, bahwa tanggal 20 November 1954 oleh PBB ditetapkan sebagai Hari Anak Sedunia ( World Children's Day). Untuk memperkuat hari anak tersebut, berikutnya pada tahun 1959, PBB mengeluarkan Deklarasi Hak Anak, ( the Declaration of the Right of the Children ) dan pada tahun 1989 mengeluarkan konvensi hak anak ( the Convention on the Rights of the Children).
Sebagai implementasinya, ada tiga point sasaran yang gencar dikampanyekan, yakni : ( 1 ) Hak kedamaian (For every child, peace ). Semua anak tanpa kecuali, siapa dan dimana pun mereka berada, memiliki hak untuk hidup di dunia dengan damai; (2) Hak hidup di planet (For every child, a livable planet ). Semua anak tanpa kecuali, siapa dan dimana pun mereka berada, mempunyai hak untuk hidup di planet yang layak dan aman) dan ( 3) Hak bersuara (For every child, a voic ). Semua anak tanpa kecuali, siapa dan dimana pun mereka berada, mempunyai hak untuk didengar suaranya.
Allahu Akbar, Astaghfirullahal'azhim, Nau'dzu Billahi Min Dzalik, tiga point tersebut, ternyata bagi bedebah iblis Zionis Israel -عليهم لعنة الله والناس اجمعين - (Untuk merekalah kutukan Allah dan seluruh umat manusi), sama sekali tidak berlaku, tidak berpengaruh dan tidak berarti apa-apa. Anak-anak yang polos, tanpa dosa yang semestinya hak-hak mereka dijaga, malah ini dibunuh sungguh keji, tega dan biadab sekali . Ini sesungguhnya bukan perang sebagaimana lazimnya, tapi bukti nyata sebagai wujud GESONIDA, yakni pembantaian dan penghancuran Etnis Palestina. Namun, kenapa negara-negara berpengaruh di dunia nyaris tidak berdaya menghadapi Israel, malah PBB sendiri yang mendeklarasikan Hari Anak Sedunia ? Ya, Allah lindungilah mereka !
Namun apapun wujudnya Hari Anak Sedunia yang jatuh pada hari ini ( 20 November 2023), wajib kita apresiatif dan kita peringati. Lebih spesial dalam konteks menjaga, merawat, membimbing dan melaksanakan hak dan kewajiban kita terhadap anak kita sendiri. Sebab mereka adalah amanat dari Allah, yang di hari kiamat nanti kita akan diminta pertanggungjawaban oleh-Nya.
«اللهم افتح على أولادى فتوح العارفين، وعلّمهم ما جهلوا، وذكرهم ما نسوا، وافتح عليهم من بركات السماء والارض إنّك سميعٌ مُجيبٌ، اللهم يا معلّم موسى -عليه السلام- علّمهم، ويا مفهّم سليمان -عليه السلام- فهّمهم، ويا مؤتي لقمان الحكمة وفصل الخطاب آتيهم الحكمة وفصل الخطاب». . . . .
"Ya Allah, bukakanlah-hati-anak-anak kami seperti Engkau telah membukakannya kepada ahli makrifat. Jika mereka tidak mengerti, beritahulah dan jika mereka lupa ingatkanlah. Bukakanlah untuk mereka pintu keberkahan dari langit dan bumi, karena Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Pengabul. Ya Allah, sebagai pengajar Nabi Musa, ajarilah mereka, sebagai pemberi pemahaman kepada Sulaiman, beri pahamlah mereka dan sebagai pemberi hikmah serta kemampuan mengurai bahasa kepada Luqman, berilah mereka hikmah dan kemampuan mengurai bahasa."
والله أعلم بالصواب.
By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
0 comments:
Posting Komentar