Pergantian tahun, sesungguhnya hanya sebatas kasus alamiah atas skenario Allah. Itu adalah sebuah takdir rutinitas yang didesain oleh-Nya. Andai tidak terjadi, kuasa-Nya tentu monoton. Karena Dia adalah Sang Penguasa Dinamis yang sungguh peka terhadap pengelolaan alam : supaya ia tertib, sistemik dan beroperasi sesuai dengan mekanisme hukum naturalnya.
Lepas dari julukan tahun Masehi atau Hijri. Itu hanya sebuah kepatutan klaim budaya semata atasa nama manusia yang menyimbolkan seni kreativitas dirinya. Karena di giliran finalnya bermuara pada tongkat kuasa Allah jua : Wahuwa 'ala kulli Syain Qadir.
Yang paling dan terpenting dari fakta pergantian tahun itu adalah hadirnya sebuah kemestian yang terbangun atas dasar refleksi kesedaran untuk mengevaluasi diri yang selanjutnya menata sebuah kinerja baru yang lebih fresh lagi. Yakni meloncat lebih jauh ke titik capaian yang maksimal dari semula terbungkus kain pikir kejumudan yang tidak produktif, hanya buang-buang waktu ( nonsense).
Tahun baru adalah sebuah buku putih bersih dengan sodoran tinta dan ballpoint tekad dan niat yang baru pula. Lalu, silakan catat bait-bait asa untuk menjemput tamu masa depan yang lebih welcome .
سنة جديدة، نعمة جديدة، فرص جديدة، لا تسمح أبداً لفشل الماضي أن يفركك على النعم في العام الجديد.”
"Bersamaan dengan tahun baru, lahir pula nikmat baru, peluang baru. Untuk itu, jangan kau biarkan kegagalan di masa lalu, hingga membuat Anda salah jalan di tahun baru".
نوع البدايات الجديدة التي تحول حياتنا أقل حول ما نقوم به في حياتنا، وأكثر حول ما نقدمه في حياة أخرى“.
"Permulaan yang baru, yang mampu mengubah struktur hidup kita, sesungguhnya bukan apa yang kita lakukan dalam hidup ini. Melainkan tentang apa yang kita berikan pada kehidupan yang selanjutnya".
Untuk itu, jadikan tahun baru, sebagai peluang tolok ukur ke depan yang lebih prospektif ( فى الفعل المضارع الصحيح الآخر).
والله أعلم بالصواب.
By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
0 comments:
Posting Komentar