Sosok Pemimpin Paripurna
التمييز هو الاسم المنصوب المفسر لما انبهم من الذوات . ولا يكون إلا نكرةً، ولا يكون إلا بعد تمام الكلام.
"Tamyiz adalah isim manshub yang menjelaskan tentang sesuatu yang dzatnya masih samar. Tamyiz, tidak akan terjadi kecuali pada isim nakirah dan setelah kalimat sempurna".
Syarah Siyasiyah Ijtihadiyyah
Terlepas dan terbebas dari jerat tali dikotomis, hata seorang proletar yang marwah dirinya terinjak kaki arogansi sosok elitis sekalipun, tidaklah dianggap naif dan norak andai dia berobsesi untuk menjadi seorang yang bergelar manusia paripurna, ( التمييز -المميز ).
Namun demikian, ternyata bukanlah perkara sederhana. Mengingat, mesti menekan kontrak dengan rukun yang ketat. Kalau begitu, kira-kira siapa yang bisa menerobos rukun tersebut? Sesuai dengan mekanismenya, ada 4 ( empat) personal :
Pertama, seorang yang dinyatakan memiliki pendirian yang tangguh (الاسم المنصوب ). Di tengah situasi yang hingar-bingar dengan aneka tabuhan genderang tantangan yang sarat kompleksitas ini, maka ketangguhan pendirian, menjadi benteng pertahanan serta pertaruhan yang amat sangat krusial dan menentukan;
Ke-dua, seorang yang dinyatakan memiliki identitas dan jati diri yang jelas ( المفسر لما انبهم من الذوات ). Tapi, apa yang terjadi? Di musim politik model kiwari, marak dengan dagelan para politikus yang tampil ke ruang publik mengandalkan semangat kamuflase, sementara identitas dan jati diri yang orsinilnya disembunyikan ;
Ke-tiga, seorang yang berpenampilan dan bergaul secara per, elegan dan terbuka. Yakni, tidak bersikap individual, eksklusif, arogan dan hanya mementingkan diri sendiri, (universalitas-merakyat-ولا يكون إلا نكرة).
Ke-empat, seorang yang telah ditempa dengan ilmu yang mapan serta pengalaman yang dalam ( ولا يكون إلا بعد تمام الكلام). Namun fakta berbicara, bahwa kini bermunculan calon pemimpin karbitan. Ilmu belum mapan, pengalaman belum dalam, sikap dan emosional masih riskan, namun ujug-ujug tampil berlaga elegan. Ini bukti akhir zaman. Segalanya memang bisa jadi-jadian, dasar zaman edan, bener kan?
والله أعلم بالصواب.
By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
0 comments:
Posting Komentar