Karena terdominasi oleh dinamika kinerja logikanya yang ekstra keras ( بذل غاية الجهد ), maka amat logis andai al-Syafi'i-rohimahullah-disemati gelar Mujtahid Mutlak. Sebagai konsekuensi efeknya, diduga kuat, bahwa dia tidak begitu bernafsu ketika bicara ihwal dunia seni. Mengingat, ia ( seni) terlahir dari rahim rasa, bahkan imajinasi, bukan dari nalar logika yang padat isi.
Ternyata, berbalik dari asumsi di atas, bahwa dia sungguh konsern terhadap dunia seni. Sebagai fakta riilnya, dia sangat produktif merilis album sya'ir nan indah, beraneka nafas, sarat muatan tausiyah dan sangat bermanfaat untuk dijadikan kompas dalam mengayuh sampan kehidupan yang kaya dengan gelombang kompleksitas ini. Berikut, di bawah ini salah satu di antaranya :
سَأَضرِبُ في طولِ البِلادِ وَعَرضِها. أنال مرادى أو أموت غريبا. فإن تلفت نفسى فلله درها . فإن سلمت كان
للرجوع قريبا .
"Dunia dengan segala keluasan dan kelebarannya, akanku jelajahi, demi mencapai apa yang aku inginkan walau taruhannya aku mesti mati di negeri asing. Andaipun diri ini rusak, akanku kembalikan kepada Allah. Dan andai bisa selamat, maka pada gilirannya akan kembali jua".
Kebenaran ( keridhoan Allah) itu, sungguh tercecer-ada di sembarang wilayah-, hata di belahan dunia yang luas dan lebar ini. Untuk itu, segera ia cari, buru dan dapatkan secepatnya. Jangan khawatir, kendati taruhannya jiwa rusak, bahkan melayang sekalipun. Gampang, pertanggungjawabannya tinggal kita serahkan kepada Allah. Makanya, kenapa mesti menyulap diri, hingga menjelma menjadi seorang penakut dan pengecut?
ولا ترج السماحة من البخيل .. فما في النار للظمآن ماء.
"Sekali-sekali Anda jangan mengharap kemurahan dari orang yang kikir, karena dalam api tidak ada setitik air pun bagi orang yang haus".
Dalam konteks teologis, sungguh di luar Allah semuanya hanyalah realitas tampang dan tongkrongan manusia kikir. Tak ubahnya laksana api yang mustahil menyediakan air bagi yang haus. Oleh karena itu, kenapa mesti bersandar pada dia ? Memintalah kepada Allah. Bahkan, ketika sepi peminta, Dia sangat benci dan marah. Sementara manusia justru sebaliknya, senang dan gembira.
دع الأيام تغدر كل حين….. فما يغني عن الموت الدواء.
"Biarkanlah hari-hari itu setiap saat menipu. Karena kematian itu tidak bisa dicegah dengan obat apapun".
Jangan pernah terpengaruh dan terpancing dengan segala ocehan apapun. Biarkanlah, anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Nanti juga pada gilirannya berhenti dan tuntas dieksekusi kematian.Tegak luruslah mencari ridho Allah. Hanya dengan ridho Allah-lah obat mujarab untuk sebuah arti kematian.
والله أعلم بالصواب.
By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
0 comments:
Posting Komentar