اِدْفِنْ وُجُوْدَكَ فِي اَرْضِ اْلخُمُوْلِ فَمَا نَبَتَ مِمَّا لَمْ يُدْفَنْ لاَيَتِمُّ نِتَاَجُهُ. .
"Kubur wujudmu di tanah tak bertuan. Biji-bijian yang tidak dikubur ( ditanam), hasilnya tidak akan sempurna".
Biji-bijian adalah modal dasar dan benih perdana yang nantinya akan tumbuh, berkembang dan pada gilirannya akan menghasilkan buah. Tentu tidak asal dan sembarang buah. Disamping baik dan mulus, juga berkualitas.
Untuk menghasilkan buah tersebut ( yang baik, mulus dan berkualitas), tentu banyak syaratnya. Di antaranya yang paling pokok, biji-bijian tersebut, harus ditanam secara baik. Tanpa ditanam pun sesungguhnya bisa tumbuh dan berkembang, bahkan bisa berbuah. Namun dipastikan, buahnya tidak akan baik, mulus, apalagi berkualitas.
Demikian pula dalam konteks amal ibadah. Sekali-sekali jangan tertunggangi atau terkontaminasi anasir riya', ingin diapresiasi, dikomentari dan dilihat orang. Harus benar-benar terkubur di dasar hati yang paling dalam, hanya Allah sendiri yang berhak melihat dan menilainya. Insya Allah buahnya baik, mulus dan berkualitas. Dan di akhirat kelak, ia bisa dipetik dan dinikmati.
Andai digiring ke area percaturan kepemimpinan, maka andai berhasrat menjadi seorang pemimpin yang tangguh dan berintegritas, hehdaklah jangan tampil asal-asalan (karbitan ), sok-soksoan, jor-joran, belagu intlek, pamer kredibilitas dan seterusnya. Kubur semua itu dalam-dalam, kenakan toga lowprofile. Insyaallah pasti berhasil. Jika sebaliknya, hanya sebatas ingin jadi pemimpin semata , sementara sepi dari muatan integritas dan kualitas, dijamin akan berhadapan dengan kegagalan.
والله أعلم بالصواب.
By-Drs. H. Saepullah S, M.Ag
0 comments:
Posting Komentar