Blog Ilmiah Digital Dosen

Menu
  • Home
  • NgoPi
  • Kasih
  • Informasi
  • Download
    • Hadist
    • Tafsir
    • e-book
  • Kampus
  • Etc

Minggu, 31 Desember 2023

Percikan Pikiran Di Tengah Percikan Petasan

By Syair Syi'ar Kearifan Guratan Digital DosenDesember 31, 2023 Tidak ada komentar

 


Percikan Pikiran Di Tengah Percikan Petasan



 "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur."
(QS. 16: 78)

Ketika baru dilahirkan ke alam dunia setiap anak manusia tidak mengetahui hal apa pun tentang perkara kehidupan dunia apalagi perkara kehidupan akhirat. Supaya anak manusia mendapatkan pengetahuan tentang perkara yang ada di dunia dan akhirat, Allah anugerahi setiap anak manusia yang lahir dalam keadaan normal dengan tiga alat untuk meraih pengetahuan, yaitu; pendengaran, penglihatan dan hati.

Yang pertama berfungsi dari ketiga alat jiwa itu adalah pendengaran sesaat setelah bayi terlahir ke dunia. Yang berikutnya berfungsi penglihatan. Lalu yang terakhir berfungsi hati. Urutan berfungsinya tiga alat pengetahuan ini, selain menunjukkan urutan waktu berfungsinya juga menunjukkan tingkat kualitas alat tersebut dan tingkat kualitas jiwa penggunanya.

Pendengaran ini tingkat yang paling rendah dibandingkan dua alat yang lain. Pendengaran merupakan alat yang paling mudah penggunaannya sehingga yang paling enak digunakan. Orang yang senang menggunakan pendengaran untuk mendapatkan pengetahuan itu kualitasnya paling rendah.

Pendengaran ini yang paling disukai digunakan oleh banyak orang, walaupun justru pendengaran yang paling besar kemungkinan salahnya. Banyak orang untuk memperoleh informasi atau pengetahuan lebih senang mendengarkan daripada melihat atau membaca. Padahal kemungkinan tingkat kekeliruan informasi atau pengetahuan yang diperoleh dengan mendengarkan lebih besar dibandingkan membaca. Karena orang itu ketika bicara lebih cenderung dilebih-lebihkan bahkan dibuat-buat.

Orang yang banyak menggunakan pendengarannya dan mempercayai begitu saja apa yang didengarnya tanpa ditelaah dan dikaji adalah orang awam yang kurang terlatih atau terbiasa berpikir untuk mengkaji dan menelaah informasi. Orang tipe ini mudah diperdaya dan dikelabui serta mudah digiring dan dipengaruhi dengan opini dan narasi yang meyakinkan walaupun bohong. Semakin masif opini dan narasi yang didengarnya serta diulang-ulang, semakin terperdaya dan terpengaruh walaupun belum pernah ketemu dan menyaksikan yang diopinikan dan dinarasikan tersebut.

Misalnya, ketika mendengarkan gelar dan statusnya yang berjejer dan berderet maka pemiliknya dinilai sebagai sosok yang terpandang dan tokoh besar, padahal belum tentu. Mendengar orang yang bergelar Doktor atau Professor dianggap orang yang mumpuni ilmunya serta penuh hikmah pikirannya, padahal belum tentu. Mendengar orang yang bergelar Kiyai, Ustadz, Buya, Syaikh, Habib, Gus dianggap luas ilmunya serta menjadi teladan baik, padahal belum tentu. Mendengar orang tinggi kedudukan dan jabatannya dianggap orang yang terbaik ilmu dan keterampilannya serta paling profesional,  padahal belum tentu.

Selanjutnya diurutan kedua adalah penglihatan. Penglihatan merupakan alat yang paling banyak digunakan oleh manusia setelah pendengaran dalam memperoleh pengetahuan. Padahal sama seperti halnya pendengaran, penglihatan juga jika tidak hati-hati bisa menipu jika percaya begitu saja. Tongkat yang lurus terlihat bengkok di dalam air. Matahari dan bulan terlihat kecil ukurannya, padahal sebenarnya jauh lebih besar dari yang terlihat.

Ketika melihat orang yang berjubah putih serta bersorban atau berbaju koko dan berpeci dianggap orang mulia dan sholeh, padahal belum tentu seperti itu. Melihat orang yang berjas dan berdasi serta bermercy dianggap orang yang terhormat, padahal belum tentu seperti itu. Melihat orang hidupnya sederhana dan merakyat dianggap perduli dan berpihak kepada rakyat kecil atau wong cilik, padahal belum tentu seperti itu. Melihat orang yang lemah gemulai serta riang gembira dianggap orang yang lembut dan baik, padahal belum tentu seperti itu.

Urutan ketiga dan paling tinggi tingkatannya adalah hati. Hati ini memiliki kemampuan mendengar dan melihat dengan telinga dan mata  batin, sehingga dapat dijumpai orang yang tunanetra dan tunarungu tapi bisa mengetahui suara serta keberadaan benda di sekitarnya. Orang yang normal karena bergantung semata kepada pendengaran dan penglihatan jasmaninya, akhirnya pendengaran dan penglihatan batinnya tidak diberdayakan yang menjadikannya lemah bahkan mati.

Selain memiliki pendengaran dan penglihatan, hati juga memiliki kemampuan berpikir untuk mengkaji dan menelaah serta membandingkan dan menghubungkan satu benda, keadaan dan pernyataan dengan benda, keadaan dan pernyataan yang lain. Sehingga ketika mendengar atau melihat sesuatu, keadaan dan berita, tidak begitu saja diterima dan dipercaya sampai akal dengan menggunakan kemampuannya sampai pada satu kesimpulan yang kuat dan meyakinkan.

Tidak banyak orang yang betul-betul mau menggunakan hati untuk mencapai kebenaran yang kuat dan meyakinkan melalui tahapan yang logis dan sistematis. Bahkan tidak sedikit orang yang berpendidikan tinggi pun tidak biasa menggunakan kemampuan yang ada pada hatinya tersebut sehingga sikapnya seperti orang awam saat menerima informasi, saat menyaksikan satu peristiwa, serta saat menghadapi masalah. Akibatnya salah dan tersesat.

Selain itu kemampuan hati yang paling rumit dari kemampuan berpikirnya adalah kemampuan menyingkap dan mengungkap kebenaran yang terhalangi dan tertutupi tirai dunia materi. Penyingkapan dan pengungkapan ini membuat pengetahuan atau kebenaran datang ke dalam hati karena hati sudah mencapai puncak kejernihan dan kebeningannya karena terbebas dari kotoran dan noda, sehingga hati mampu menyingkap kebenaran tanpa butuh proses penalaran akal, pendengaran telinga dan penglihatan mata.

Cara memperoleh pengetahuan dengan penyingkapan dan pengungkapan tirai dunia materi ini hanya berlaku untuk orang tertentu dan khusus, contoh yang paling nyata adalah para nabi Allah, sehingga pengetahuannya sangat jelas dan terang benderang baik ketika bicara tentang alam materi atau dunia maupun saat bicara alam non materi atau akhirat, melalui wahyu yang diterimanya. Tingkatan ini ditentukan oleh kebersihan hati. Semakin bersih hati, semakin luas tersingkap alam materi sehingga semakin jelas dan nyata kebenaran yang hadir dalam hatinya.

Kejernihan atau kebersihan hati ini sangat besar pengaruhnya kepada kualitas dalam mencapai kebenaran, apa pun alat yang dipergunakan. Jika hatinya buruk atau kotor keadaannya, maka fungsi alat untuk mencapai kebenaran juga buruk. Misalnya, ketika hati bersifat malas, sebaik apapun kualitas telinga, mata dan akal, maka akan buruk fungsinya yang berakibat buruk pula hasil yang dicapainya.

Jika hati dihiasi oleh kerakusan, kebencian, kedengkian, ketidak jujuran, dan sifat buruk lainnya, maka yang diperoleh oleh pendengaran, penglihatan dan pikiran juga akan buruk. Jika hati buruk, kebenaran yang jelas dan nyata akan tidak terlihat atau malah sengaja tidak dilihat. Suara kebenaran yang keras dan lugas tidak terdengar atau malah sengaja tidak didengar. Kebenaran yang mudah dipahami pikiran akan sulit dimengerti atau malah sengaja tidak dimengerti.

Tingkat hati yang menyingkap tabir kebenaran sepertinya bukan tingkatkan kita yang masih senang bermaksiat dengan sadar dan sengaja. Paling tidak kalau belum bisa bersih betul. diupayakan dengan sungguh-sungguh niat kita lurus dan tulus dalam semua urusan, sehingga dengan ketulusan dan kelurusan niat itu kita dibimbing dan ditunjukkan Allah kepada kebenaran. Dengan bimbingan dan petunjuk Allah, pendengaran dan penglihatan serta hati kita bisa menerima kebenaran.

Jika dini hari nanti banyak orang yang sibuk menerangi gelapnya langit malam dengan kembang api, maka dini hari nanti kita terangi langit-langit hati kita dengan cahaya kalimat thayyibah. Jika dini hari nanti banyak orang yang meniup terompet untuk meramaikan suasana, maka dini hari nanti kita ramaikan heningnya malam dengan lantunan ayat suci Alquran. Jika dini hari nanti banyak yang menyalakan lilin sambil menyampaikan harapan, maka dini hari nanti kita nyalakan lentera hati dengan tahajud sambil memanjatkan hajat kita.

Di malam ini hingga subuh nanti banyak yang mengotori hati dengan perbuatan maksiat, maka di malam ini hingga subuh nanti kita bersihkan hati dengan ketaatan. Dengan bersihnya hati menjadikan pendengaran, penglihatan serta pikiran akan dibimbing Allah mengikuti kebaikan dan kebenaran.

Kebaikan dan kebenaran menurut Alquran dan sunnah Nabi bukan menurut hawa nafsu. Jangan sampai pendengaran, penglihatan, serta pikiran kita mengikuti sesuatu yang tidak jelas kebenarannya, apalagi yang bertentangan dengan Alquran dan sunnah Nabi. Karena pendengaran, penglihatan dan hati akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Allah berfirman, artinya:

 "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
(QS. 17: 36) Wallaahu A'lam.

 

Created By - Dr. Muhamad Afif, M.A

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Postingan Populer

  • QS. At Thur 52: 27-28.
      🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. At Thur 52: 27-28. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا ...
  • Layanan Repository Open Access erguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)
      Daftar Kampus yang menerapkan layanan repository open access berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang berada di ...
  • QS. As-Shaff 61: 6-7.
       🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. As-Shaff 61: 6-7. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَاِ ذْ قَا لَ عِيْسَى ابْ...
  • REGENERASI DAN ESTAFETA  KEPEMIMPINAN VERSI ILMU SHARAF
                                                                                         اعلم أن التصريف فى اللغة التغيير ، وفى الصناعة تحويل ال...
  • Ibadah Puasa Melindungi Koruptor
     “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’’ (QS. 2:...
  • DARI PLAY OFF MENJADI "REAL OFF"
      DARI PLAY OFF MENJADI "REAL OFF"  ( Dasar Nasib, Kalah Lagi Kalah Lagi). Sekali lagi saya katakan, bahwa kita terlalu terninabob...
  • Apa Itu AI (Artificial Intelligence)
       AI atau kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merujuk pada kemampuan mesin atau komputer untuk meniru kecerdasan manusia dalam mela...
  • AHMAD SYAUQI : GURU SEBAGAI RASUL PENYAMBUNG LIDAH AMANAT ALLAH  ( Selamat Hari Guru Nasional Ke-29 - 25 November 1994-2023)
      Ketika sebuah kosakata, termenologi, idiom atau struktur kekataan lainnya dilingkung aneka corak makna leksikal, sesungguhnya di situ leta...
  • QS. Al-Waqi'ah 56: 48-50.
     🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. Al-Waqi'ah 56: 48-50. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اَوَاٰ بَآ ؤُنَا ال...
  • QS. As-Shaff 61: 10-11.
      🌷 K A S I H ( Kajian Ayat Suci Alquran Harian) QS. As-Shaff 61: 10-11. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ ا...

Kunjungan

Flag Counter

Total Pengunjung

Categories

  • Informasi (5)
  • KasiH (68)
  • NgoPi (66)

Pages

  • Beranda

Blog Archive

  • ►  2024 (113)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (47)
    • ►  April (22)
    • ►  Maret (29)
    • ►  Januari (14)
  • ▼  2023 (32)
    • ▼  Desember (32)
      • QS. At Thur 52: 32-34.
      • JADIKAN TAHUN BARU-2024- SEBAGAI PELUANG TOLOK UK...
      • Percikan Pikiran Di Tengah Percikan Petasan
      • QS. At Thur 52: 29-31.
      • MEMGINTIP ASA DI UFUK MENJELANG
      • QS. At Thur 52: 27-28.
      • TEORI ASBAB DAN TAJRID VERSI SYEIKH IBN 'ATHOILLAH...
      • QS. At Thur 52: 14-16.
      • QS. At Thur 52: 17-19.
      • QS. At Thur 52: 19-20.
      • QS. At Thur 52: 21-23.
      • QS. At Thur 52: 24-26.
      • MASUKLAH ANGGOTA KOMUNITAS AL-GHURABA !         
      • SELAMAT HARI PELAJAR INTERNASIONAL KE-84. (17 NOVE...
      • SELAMAT ULANG TAHUN MUHAMMADIYAH KE-111 (  Sebuah ...
      • SELAMAT HARI TOILET SEDUNIA KE-10-19 NOVEMBER 2013...
      • SELAMAT HARI ANAK SEDUNIA KE-69, 20 NOVEMBER 1954-...
      • SELAMAT HARI TELEVISI SEDUNIA KE-27-21 November 19...
      • AHMAD SYAUQI : GURU SEBAGAI RASUL PENYAMBUNG LIDAH...
      • MENYIMAK PERNYATAAN CONFUCIUS TENTANG PENDIDIKAN (...
      • SANG GURU PEMBERI NILAI SEGALANYA
      • KIAT MEMBANGUN KESATUAN DAN PERSATUAN VERSI JURUMIYAH
      • MAKNA KETERBUKAAN VERSI JURUMIYAH
      • REGENERASI DAN ESTAFETA  KEPEMIMPINAN VERSI ILMU S...
      • KEPASTIAN HUKUM PERSPEKTIF JURUMIYAH
      • Sosok Pemimpin Paripurna
      • MAKNA BADAL PERSPEKTIF SUFISTIK ( Kajian Jurumiyah)
      • BERPACU DALAM PERTARUHAN
      • SELAMAT PAGI
      • MUTIARA TAUSIYAH AL-SYAFI'I
      • KUBUR WUJUDMU DI TANAH TAK BERTUAN ( Menyimak Ungk...
      • KITA LEBIH BANYAK SAMA DARIPADA BEDA (Menyimak Ung...

Copyright © Blog Ilmiah Digital Dosen | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Free Blogger Templates